REPUBLIKA.CO.ID, Penulis drama Lynn Nottage meraih penghargaan Pulitzer kedua kalinya pada Senin (9/4) lalu. Time mengabarkan, pemain drama Sweat tersebut meraih penghargaan untuk kategori dua grup. "Pertama, saya mempersembahkan penghargaan ini untuk para perempuan, kemudian kedua bagi para penulis drama yang penuh warna," ungkap Nottage kepada Los Angeles Time.
Sweat merupakan drama yang menggambarkan kisah kehidupan kelas pekerja individual di sebuah pabrik Pennsylvania. Drama tersebut menjadi 'fisrt theatrical landmark' di era kepemimpinan Donald Trump. Nottage mengungkapkan, ia tidak bisa memrediksi Trump dan tak ada orang yang mampu. Bahkan Nottage mengatakan Trump sebagai 'mimpi buruk'.
Nottage banyak berdiskusi dengan beragam karakter masyarakat. Ia menyadari ada banyak level dari kemarahan dan perasaan manusia. Terkadang manusia juga sulit mengungkapkan perasaannya. Penulisan drama juga sering kali berdasarkan latar belakang dari 'rasa' yang dirasakan tersebut. Nottage memang dikenal sebagai penulis dengan representatif tinggi.
Selama kurang lebih tiga tahun, hanya 3,4 persen dari pertunjukan drama ditulis dengan warna. Berdasarkan studi dari Lilly Awards dan Dramatists Guild, biasanya drama tersebut diproduksi oleh teater non profit. Nottage memenangkan Pulitzer pertamanya berkat drama Ruined. Dalam drama tersebut ia bercerita mengenai para perempuan di Congo.