REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala Staf Umum Departemen Operasi Utama Rusia, Kolonel Jenderal Sergei Rudskoi, tidak ada alasan bagi Suriah untuk menggunakan senjata kimia. Tentara Suriah selama ini telah berhasil memukul dan merebut banyak wilayah oposisi.
"Dalam situasi seperti ini, pemerintah Bashar al-Assad tidak memiliki alasan untuk menggunakan senjata kimia," kata dia, Selasa (11/4) seperti dikutip kantor berita Tass. Rudskoi juga menambahkan, pasukan Suriah sama sekali tidak memiliki senjata kimia.
Pasukan Suriah sejak awal tahun ini telah berhasil merebut kembali wilayah yang dikuasai teroris, seluas 3.500 km persegi. Di timur laut Aleppo, tentara pro-Assad telah berhasil melawan sekelompok teroris di dekat Dayr Hafir selama dua pekan terakhir . Pasukan saat ini juga sedang melancarkan serangan ofensif di sepanjang tepi barat Sungai Efrat.
"Sekarang tentara Suriah telah bergerak maju sejauh 10 kilometer mendekati pelabuhan udara Jahra. Sementara itu, pasukan Rusia melakukan penyisiran di kota kuno Palmyra untuk mencari bahan peledak. Hingga hari ini ada 21 fasilitas umum yang telah ditemukan ranjau, termasuk 10 sekolah, sembilan masjid, dan dua klinik rawat jalan," kata Rudskoi.
Dia mengatakan, 1.894 bangunan dan blok apartemen telah diperiksa di wilayah seluas 1.135 hektar. Pemeriksaan juga dilakukan di jalan raya sepanjang 115 kilometer. Lebih dari 5.000 bom dan bahan peledak buatan sendiri telah dijinakkan.
Menurut data Kementerian Pertahanan Rusia, pekan lalu pesawat Suriah telah menembak gudang amunisi bahan kimia milik pemberontak. Bahan kimia itu akan dipasok ke Irak dan akan digunakan di Aleppo.
Baca juga, Serangan Senjata Beracun di Suriah, Petugas Medis Kewalahan.