Rabu 12 Apr 2017 13:23 WIB

Protes Anti-Maduro Terus Memanas di Venezuela

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Foto: Reuters
Presiden Venezuela Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Ribuan demonstran anti-Maduro di Venezuela terus melakukan aksi demonstrasi meminta diselenggarakan pemilihan umum. Mereka pun harus menghadapi tembakan gas air mata dari petugas.

Para demonstran menghendaki Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya. Karena Maduro dinilai diktator dalam memimpin pemerintahan.  Pengunjuk rasa harus melindungi mukanya agar tak terkena gas air mata yang sudah memenuhi udara di jalanan ibu kota Caracas. Mereka terus mengibarkan bendera Venezuela dan mengungkapkan pesan penentangan terhadap Maduro.

"Kami harus turun ke jalan dan berperang, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kami tidak menginginkannya," kata pria tua berusia 67 tahun, Maria Guedez, sambil membawa spanduk bertuliskan, "Tidak ada lagi kediktatoran."

Demonstrasi sudah memasuki pekan kedua. Unjuk rasa ini berawal dari Mahkamah Agung yang melucuti sisa kekuatan kongres. Para demonstran dan pemimpin oposisi mengecam keputusan tersebut karena dinilai tak menghargai demokrasi dan bergeser ke arah otoritarian.

Sementara itu, pihak berwenang juga melemahkan kampanye pihak oposisi yang meminta digelarnya referendum ulang pada Maduro tahun lalu. Sedangkan tanggal pemilihan gubernur yang seharusnya digelar pada 2016 lalu belum ditetapkan.

Maduro menuduh pihak oposisi mengobarkan kerusuhan dan bersekongkol dengan aktor-aktor internasional untuk mengacaukan negara. Pada Senin (10/4) lalu Maduro berada di Kuba untuk bertemu dengan Aliansi Bolivarian. Aliansi itu merupakan koalisi sayap kiri dari 11 negara Amerika Latin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement