REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Kesehatan Turki Recep Akdag mengatakan hasil tes laboratorium telah mengonfirmasi senjata kimia yang menyerang warga Idlib, Suriah pada pekan lalu adalah sarin. Hasil tes tersebut diperoleh setelah militer Rusia mengatakan Suriah bersedia membiarkan para ahli internasional memeriksa pangkalan militer yang terdampak serangan untuk menemukan tanda-tanda senjata kimia.
"Hasil tes mengonfirmasi gas sarin digunakan dalam serangan terhadap sebuah kota di Suriah awal bulan ini," kata Akdag seperti dilaporkan laman Belfast Telegraph, Rabu (12/4).
Sebelumnya, Kepala Staf Umum militer Rusia, Kolonel Jenderal Sergei Rudyskov mengatakan Rusia akan memberikan keamanan bagi inspektur internasional yang ingin memeriksa pangkalan dan basis militer di Suriah. Ia juga menegaskan Damaskus membuka pintu dan mempersilakan para peneliti datang ke Suriah.
Rusia merupakan pendukung kuat pemerintah Suriah. Mereka menolak dan menepis tudingan serangan senjata kimia yang terjadi di Idlib pekan lalu dilakukan militer pemerintah Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menyatakan Rusia menginginkan agar PBB turut andil dalam investigasi terkait tudingan ini. Putin mendesak PBB melakukan penyelidikan resmi. Putin meyakini ada pihak-pihak yang sengaja memorovokasi soal tudingan senjata kimia untuk menyalahkan pemerintah Suriah.