Jumat 14 Apr 2017 06:47 WIB

Arkeolog Temukan Tambalan Gigi Tertua

Rep: Rossi Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tambalan gigi tertua.
Foto: Stefano Benazzi/zmescience
Tambalan gigi tertua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog yang bekerja di Italia utara baru baru ini menemukan tambalan gigi tertua. Tambalan tersebut terbuat dari campuran bitumen, rambut, dan tanaman sekitar 13 ribu tahun yang lalu.

Tambalan gigi itu ditemukan di situs Riparo Fredian dekat Lucca, Italia utara. Masing-masing memiliki rongga besar dari permukaan semua jalan melalui ke pulpa. Kemungkinan dilubangi, dan diperbesar dengan alat-alat batu, dilihat melalui mikroskop etsa dan tanda-tanda di dinding mereka.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Gregorio Oxilia dari University of Bologna telah menemukan residu bitumen, dengan serat tanaman, dan rambut yang dicampur didalam. Meskipun sangat berbeda dari apa yang ada pada gigi tambalan hari ini, tujuan mereka mungkin sama, menyimpannya di pulpa, dan menjaga rasa sakit sekecil mungkin.

“Hal ini sangat tidak biasa, bukan sesuatu yang Anda lihat di gigi normal,” kata Stephano Benazzi, seorang arkeolog di University of Bologna kepada New Scientist.

Benazzi mencatat, bahwa ukiran yang ditemukan di gigi ini mirip dengan yang lain, saat ia dan tim menemukan di Italia pada penelitian sebelumnya. Set gigi itu setua 14 ribu tahun, bukti tertua dari kedokteran gigi yang pernah mereka lihat. Tapi ini adalah sesuatu yang baru pertama kali mereka ketahui, dari tambalan yang digunakan.

Kemungkinan bahwa dokter gigi Paleolitik mengebor rongga, dan kemudian mengisinya ke dalam, seperti rekan-rekan dokter modern lakukan saat ini. Namun, ia hanya memiliki alat batu kecil untuk mengebor, dan mungkin tidak ada anestesi, serta menggunakan bitumen sebagai bahan untuk pengisian.

Tim ini tidak yakin mengapa rambut, dan serat tanaman ditambahkan ke dalam campuran. Satu teori adalah bahwa tanaman yang dipilih bersifat antiseptik, membantu menjaga rongga sehat, dan bersih dari bakteri. Atau, dokter gigi berpikir serat akan membantu memperbaiki pengisian, peneliti belum mengetahui akan hal itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement