Selasa 18 Apr 2017 09:10 WIB

Politikus Muslim Denmark Malah Dukung Pelarangan Burqa, Loh Kok?

Rep: Marniati/ Red: Bilal Ramadhan
Muslimah dengan mengenakan burqa. (ilustrasi)
Foto: shetyawan.blogspot.com
Muslimah dengan mengenakan burqa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Politisi muslim Denmark , Naser Khader menginginkan adanya pelarangan burqa di Denmark. Politisi kelahiran Damaskus, Suriah ini mengatakan Islamisme dan Islam tidak sepenuhnya terpisah.

“Kita tidak bisa menyangkalnya. Mereka yang melakukan kejahatan tersebut adalah Muslim, mereka menggunakan argumen adalah  Muslim, mereka menggunakan ayat-ayat dari Alquran," ujar Naser Khader seperti dilansir stepfeed.com, Senin (17/4).

Khader, yang saat ini juga merupakan juru bicara kebijakan luar negeri untuk Partai Konservatif memang dikenal memiliki beberapa pandangan yang cukup liberal dan kontroversial tentang agama yang dianutnya.

Ia pernah menyampaikan pemikiran bahwa  Alquran harus diperbarui dan diterjemahkan ke standar bahasa Arab modern sehingga lebih mudah untuk ditafsirkan dan dipahami di masa saat ini.

Ia juga percaya bahwa penerapan hukum Syariah hanya dapat diterapkan secara individu, tidak bisa diimplementasikan sebagai sistem hukum. Untuk ia percaya bahwa Islam harus segera di revolusi.

Terkait pandangan  kontroversialnya ini, Khader mengaku bahwa dirinya adalah mulim moderat yang memiliki pandangan untuk perubahan atau reformasi. Khader juga telah menyuarakan sikap keras terhadap imigrasi dan pengungsi yang ada di Denmark.

Menurutnya, imigrasi ilegal dan pengungsi adalah perhatian utama Denmark. Meskipun memiliki sikap kontroversial, namun Khader masih dianggap sebagai orang yang menyenangkan oleh banyak pihak. Di luar sikap tentang Islam, Khader merupakan pendukung kuat hak-hak dan budaya perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement