REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Nelayan Libya menemukan mayat 28 pendatang gelap, yang tampak meninggal akibat haus dan lapar setelah kapal mereka rusak di lepas pantai kota Sabratha, Selassa (18/4). Gejolak yang terjadi di negeri ini pascaruntuhnya kekuasaan Muammar Gaddafi, telah membuat rakyatnya sengsara.
Sejak Libya kacau sesudah Muammar Gaddafi jatuh pada 2011, negara Afrika Utara itu menjadi titik utama keberangkatan bagi pengungsi, yang berharap mencapai Eropa lewat laut. "Lebih dari 150.000 berhasil menyeberang ke Italia tiap tahun selama tiga tahun belakangan," kata Komandan satuan keamanan kementerian dalam negeri Ahmaida Khalifa Amsalam kepada Reuters.
Dia juga menyatakan, 28 pengungsi, termasuk empat wanita, ditemukan setelah matahari terbenam oleh nelayan, yang lalu menarik kapal itu ke pantai. Para korban tersebut dimakamkan bersama di pemakaman untuk pendatang gelap.
"Perahu mereka berhenti di tengah laut akibat mesin rusak," katanya. Ia tidak merinci kebangsaan mereka tapi banyak pendatang gelap berasal dari Afrika sub-Sahara.
Penyelundup sering menjejalkan pengungsi di perahu layar kecil, meluncurkan mereka ke laut untuk dijemput kapal penyelamat dan kapal lain setelah mereka mencapai perairan antarbangsa. Beberapa di antaranya dicegat dan dikembalikan oleh penjaga pantai Libya.