Rabu 19 Apr 2017 12:28 WIB

Wisma Yatim bagi Pengungsi Suriah Mulai Dihuni April

Overseas Department Head Rumah Zakat Joko Pamungkas bercakap-cakap dan memberikan bantuan paket makanan kepada pengungsi Suriah yang terluka akibat perang, Selasa (18/4).
Foto: DOKUMEN
Overseas Department Head Rumah Zakat Joko Pamungkas bercakap-cakap dan memberikan bantuan paket makanan kepada pengungsi Suriah yang terluka akibat perang, Selasa (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, REYHANLI — Rumah Zakat (RZ) membangun Wisma Yatim bagi para pengungsi di Suriah. Wisma Yatim ini ditujukan untuk menampung sekitar seribu anak yatim yang sudah tidak mempunyai saudara tinggal.

Pada Selasa (18/4), Tim Kemanusiaan RZ untuk Suriah meninjau lokasi Wisma Yatim. Special Program and Crisis Centre Department Head RZ Andri Murdianto mengatakan, Wisma Yatim rencananya mulai ditempati akhir April ini. Menurut dia, satu rumah di kompleks Wisma Yatim tersebut dapat ditempati sekitar 18 anak. Di sana sudah disediakan fasilitas kamar tidur, kamar mandi, rumah utama, ruang belajar, dan dapur. “Ada juga enam pengasuh yang dibagi menjadi dua sif, siang dan malam,” kata Andri, yang tergabung dalam Tim Kemanusian untuk Suriah, dalam keterangan tertulis yang diterima republika.co.id.

Andri mengatakan, kompleks Wisma Yatim juga dilengkapi boarding school, lapangan olahraga, masjid, dan minimarket. Selain itu, disiapkan juga klinik, baik untuk pengobatan fisik maupun trauma healing.

Selain Wisma Yatim, RZ juga menggulirkan program pemberdayaan perempuan. Andri menjelaskan, untuk menunjang program tersebut, dibangun sebuah gedung yang dijadikan sebagai pusat aktivitas para perempuan Suriah yang mengungsi. Menurut dia, terdata ada sekitar 950 perempuan, di mana di antaranya merupakan janda yang ditinggal suaminya akibat perang.

Menurut Andri, di gedung khusus tersebut digelar berbagai aktivitas pemberdayaan. Antara lain pelatihan bahasa Arab dan bahasa Turki agar pengungsi Suriah dapat berbaur dengan masyarakat lokal. Selain itu, pelatihan tahfidz Alquran dan konsultasi kejiwaan. Dibuka juga kursus kecantikan dan kursus menjahit. “Agar ke depannya mereka bisa mandiri,” ujar Andri.

Dalam kunjungannya ke Reyhanli, wilayah perbatasan Turki dan Suriah, Tim Kemanusiaan RZ pun sempat mengunjungi kamp pengungsi. Salah satu yang dikunjungi ialah pabrik roti yang selama ini memasok kebutuhan makanan untuk pengungsi Suriah. “Setiap hari pabrik roti ini memproduksi satu juta roti untuk didistribusikan kepada 170 ribu jiwa yang berada di selter pengungsi,” kata Overseas Department Head RZ, Joko Pamungkas, yang juga tergabung dalam Tim Kemanusiaan RZ.

Tim Kemanusian RZ juga mendistribusikan paket makanan untuk anak-anak di Asrama Yatim Reyhanli. Asrama tersebut dihuni sekitar 87 anak yang orang tuanya meninggal akibat perang. Usia anak-anak di asrama itu antara 6-12 tahun. “Kami tak hanya memberikan paket makanan, tadi kami sempat bermain juga dengan mereka. Senang sekali melihat dan mendengar tawa anak-anak ini,” ujar Pamungkas.

Aktivitas Tim Kemanusiaan RZ diakhiri dengan mengunjungi pengungsi Suriah yang terluka akibat perang. Andri mengatakan, tim mendatangi satu bangunan yang dihuni oleh 20 pengungsi Suriah yang menjadi korban perang. “Ada yang kehilangan kakinya, ada yang kehilangan matanya, bahkan ada yang mengalami gangguan jiwa. Kami mencoba berkomunikasi dan menyemangati mereka, serta memberikan bantuan paket makanan,” kata Andri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement