Kamis 20 Apr 2017 09:59 WIB

AS Berupaya Paksa Korut ke Meja Perundingan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Nuklir Korea Utara.
Foto: Reuters/Damir Sagolj
Nuklir Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson mengatakan AS sedang berupaya memaksa Korea Utara (Korut) ke meja perundingan. Pernyataannya tersebut berkaitan dengan proyek pengembangan rudal nuklir yang terus dilakukan Korut.

Tillerson menerangkan saat ini AS juga meninjau semua status Korut. "Kami meninjau semua status Korut, baik dalam hal sokongan negara atas terorisme dan juga dengan segala cara lain agar kami dapat membawa tekanan pada rezim Pyongyang untuk terlibat kembali (dalam perundingan), namun melalui sebuah pijakan yang berbeda dari pembicaraan sebelumnya yang pernah diadakan," ujar Tillerson seperti dilaporkan laman CBS News, Kamis (20/4).

Kendati demikian, Tillerson akan menerapkan prosedur persyaratan keterlibatan diplomatik tersebut. Ia mengatakan AS tidak akan menawarkan bantuan untuk konsesi dari Korut seperti yang telah dilakukan sebelumnya.

Dalam perbandingan yang runcing, Tillerson menyebut kesepakatan nuklir pada masa Barack Obama sebagai model yang hanya membeli sebuah kekuatan yang memiliki ambisi nuklir. Ia menilai model dan cara tersebut gagal untuk mendekati Iran dan Korut.

Ketika melakukan kunjungan ke Korea Selatan (Korsel) Wakil Presiden AS Mike Pence menegaskan sebaiknya Korut tidak mengabaikan ancaman militer AS. Kendati demikian, Pence tetap menyarankan agar terjadi perundingan antara AS dengan Korut, walaupun tidak melalui pembicaraan langsung.

Terkait hal ini, Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengatakan pemerintahannya berharap Cina bisa menjembatani ketegangan antara Korut dan AS. Yakni dengan mengimbau agar Korut menghentikan program nuklirnya sebab Cina memang mitra terdekat Korut dalam bidang ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement