REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah didiskualifikasi dari pencalonan kandidat presiden dalam pemilihan presiden bulan depan. Hal ini dilaporkan oleh media pemerintah setempat.
Kementerian Dalam Negeri Iran mengatakan, Dewan Penjaga terdiri dari kelompok ahli hukum dan ulama berpengaruh yang menentukan siapa saja capres yang berhak maju. Mereka menyetujui enam politisi untuk mencalonkan diri jadi capres termasuk pejawat Hassan Rouhani.
Para kandidat yang disetujui jadi capres oleh Dewan Penjaga antara lain Ebrahim Raisi, teman dekat pemimpin tertinggi negara tersebut; Walikota Teheran, Mohammad-Bagher Ghalibaf; Wakil Pertama Rouhani, Eshaq Jahangiri; dan politisi biasa Mostafa Agha Mirsalim dan Mostafa Hashemi-Taba.
Hassan Rouhani menghadapi pemilihan ulang yang sulit saat daftar kandidat ditutup. Namun daftar tersebut menggugurkan lebih dari 1.600 calon lainnya yang telah mengajukan diri sebagai capres, termasuk semua kandidat perempuan sebanyak 137 orang dan Ahmadinejad.
Seperti dilansir Guardian, Kamis, (20/4), keputusan Dewan Penjaga dewan menandai sebuah titik nadir baru dalam hubungan yang memburuk antara negara Iran dan Ahmadinejad. Pemilihannya kembali yang kontroversial pada 2009 membuat negara tersebut jatuh dalam krisis.
Diskualifikasi Ahmadinejad berarti pemilihan presiden akan menjadi pertarungan sengit antara Rouhani, Raisi dan Ghalibaf. Jahangiri telah mengumumkan bahwa pencalonannya bersifat taktis dan ia bermaksud mundur.
Jahangiri dinilai ikut mencalonkan diri hanya untuk membantu Rouhani mempertahankan kekuasaanya dengan membeli lebih banyak waktu disiarkan di media dalam debat presiden.
Masuknya Raisi dalam pencalonan awal bulan ini cukup mengancam. Namun diperkirakan tetap lebih mudah bagi Rouhani untuk meraih masa jabatan keduanya. Selama ini Raisi disebut-sebut sebagai calon penerus pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei.
Raisi dan Ghalibaf awalnya merupakan anggota koalisi kaum konservatif yang dikenal sebagai Popular Front of Islamic Revolution Forces atau Jamna. Disebutkan nanti pada akhirnya hanya satu kandidat yang akan maju.
Tapi kedua pria tersebut menjauhkan diri dari koalisi dan masih belum jelas apakah keduanya akan memilih yang lain. Beberapa analis mengatakan, kekalahan akan membuat peluang Raisi berhasil menggantikan Khamenei dan ia kemungkinan akan mundur pada menit terakhir.
Pekan lalu, Ahmadinejad mengejutkan para pengamat dengan mendaftarkan diri jadi capres. Ia melawan larangan Khamenei yang telah menyuruhnya untuk tidak ikut dalam pencapresan.
Ahmadinejad merahasiakan keputusan tersebut dan mengatakan bahwa dia hanya mendampingi mantan wakilnya, Hamid Baghaei ke kantor pendaftaran capres untuk mengajukan namanya ke depan. Sementara Baghaei mendaftar, Ahmadinejad mengejutkan petugas registrasi saat dia mengeluarkan KTPnya dari sakunya dan mendaftar jadi capres.
Khamenei berupaya mendukung Ahmadinejad dalam kerusuhan setelah pemilihannya kembali pada tahun 2009. Namun hubungan antara keduanya semakin memburuk pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Ahmadinejad.
Dia menjalani dua periode berturut-turut dan menyaksikan periode ketidakpastian besar di tengah sanksi internasional mengenai program nuklir Iran. Dia masih menikmati penggemarnya di Iran, terutama di kalangan kaum konservatif, yang berarti diskualifikasinya bisa menimbulkan ketidakstabilan.
Para komentator mengatakan, Ahmadinejad dan lingkaran dalamnya, yang telah dikesampingkan di bawah kekuasaan Rouhani. Diskualifikasi Ahmadinejad dapat membantunya mendapatkan kembali kredibilitasnya di antara konstituen besar yang mengkritik pembangunan Iran.