REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Dalam sebuah panggilan telepon dengan Presiden AS Donald Trump, Presiden Cina Xi Jinping meminta semua pihak untuk menahan diri. Pernyataannya dikemukakan setelah Korea Selatan dan Jepang berusaha bergabung dalam latihan militer bersama kelompok tempur AS yang menuju perairan Korea.
Pemerintah AS belum memberi pernyataan di mana kelompok tempur mereka berada. Namun Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan militernya akan tiba dalam beberapa hari di Semenanjung Korea.
Jepang menyatakan telah mengirim dua kapal perusak untuk bergabung dengan kelompok tempur AS. Sementara Korea Selatan juga sedang dalam pembicaraan mengenai pelaksanaan latihan militer bersama AS.
Cina mengaku semakin khawatir jika situasi mungkin menjadi tidak terkendali. Hal ini juga ditakutkan dapat menyebabkan perang dan keruntuhan bagi Korea Utara.
Xi mengatakan kepada Trump bahwa Cina dengan tegas menentang tindakan yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB. "Cina berharap agar semua pihak yang relevan dapat menahan diri, dan menghindari diri melakukan sesuatu yang dapat memperburuk ketegangan situasi di semenanjung," ujar pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Cina, mengutip kata-kata Xi.
Xi juga menuturkan, isu nuklir hanya bisa diselesaikan dengan cepat jika semua negara yang relevan menuju ke satu arah yang sama. Cina bersedia bekerja sama dengan semua pihak, termasuk Amerika Serikat, untuk memastikan perdamaian.
Ketegangan meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir. Washington dan sekutu-sekutunya khawatir Pyongyang akan kembali melakukan uji coba rudal nuklir atau meluncurkan rudal balistik yang bertentangan dengan sanksi yang diberikan PBB.
Korea Utara akan merayakan ulang tahun ke-85 berdirinya Tentara Rakyat Korea pada Selasa (25/4). Negara itu telah menandai peristiwa serupa di tahun lalu dengan melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan telah melakukan pertukaran pandangan secara menyeluruh dengan Trump dalam sebuah percakapan telepon beberapa waktu lalu. "Kami sepakat meminta Korea Utara, yang terus mengulangi provokasinya, agar dapat menahan diri," kata Abe kepada wartawan.
"Kami akan menjaga kontak dekat dengan Amerika Serikat, menjaga tingkat kewaspadaan, dan merespons dengan kuat," tambah dia.
Abe juga mengatakan, dia dan Trump sepakat bahwa Cina, satu-satunya sekutu utama Korea Utara, harus memainkan peran yang besar dalam menangani Pyongyang. Seorang pejabat Jepang mengatakan, percakapan telepon antara Trump dan Abe tidak menyerukan adanya perubahan yang spesifik dalam situasi tersebut.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Moon Sang-Gyun tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencana negaranya tersebut. Ia hanya mengatakan, Seoul sedang mengadakan diskusi dengan Angkatan Laut AS.
"Saya dapat mengatakan militer Korea Selatan dan AS sepenuhnya siap menghadapi uji coba nuklir Korea Utara," kata Moon.
Pejabat Korea Selatan dan AS telah menyatakan kekhawatiran mereka jika Korea Utara akan segera melakukan uji coba nuklir keenamnya. Citra satelit yang dianalisis oleh 38 North, sebuah lembaga pemantau Korea Utara yang berbasis di Washington, menemukan beberapa aktivitas sedang berlangsung di situs uji coba nuklir Korea Utara, Punggye-ri, pekan lalu.
Namun, kelompok tersebut mengatakan tidak jelas apakah situs tersebut melakukan persiapan uji coba lain atau hanya melakukan operasi normal, dilansir Reuters.