REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat tinggi pemerintah Amerika Serikat (AS) akan menggelar pertemuan luar biasa di Gedung Putih, Rabu (26/4). Pertemuan tersebut akan membahas situasi di Korea Utara (Korut).
Dilaporkan laman Sky News, seluruh 100 senator yang biasa bertemu di Capitol Hill, telah diundang ke Gedung Putih. Dalam pertemuan tersebut akan hadir pula Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, Menteri Pertahanan Jim Matis, Direktur Intelijen Nasional Dan Coats, Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford.
Dalam pertemuan luar biasa tersebut, salah satu topik yang akan dibahas adalah era kesabaran strategis masa presiden AS sebelumnya, Barack Obama yang telah berakhir untuk Korut. AS khawatir Korut akan kembali melakukan uji coba nuklirnya.
Hingga saat ini, Trump terus beretorika dan belum mengambil tindakan apa pun terkait Korut. AS memang disebut belum memiliki rencana yang jelas dan tegas, kecuali memperkuat kehadiran armada militernya di Semenanjung Korea.
Seperti diketahui, kapal USS Michigan telah tiba di Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (25/4). USS Michigan merupakan kapal selam yang dapat membawa sekitar 150 rudal jelajah tomahawk. Selain itu, kapal induk AS, USS Carl Vinson juga akan berlabuh di Korsel.
Sebelumnya, Trump telah menyatakan untuk kesekian kali Korut adalah ancaman dunia. "Korut adalah masalah besar bagi dunia. Dan ini adalah masalah yang harus kita selesaikan," ujarnya.
Menurut Trump, dalam beberapa dekade terakhir, orang-orang telah abai dan menutup mata perihal kegiatan Korut yang mengembangkan rudal nuklir. "Dan sekarang adalah saatnya untuk menyelesaikan masalah ini," ucapnya.
Trump mengatakan status quo terhadap Korut tidak dapat diterima. Ia juga menegaskan Dewan Keamanan PBB harus siap menjatuhkan sanksi baru bagi Korut.