REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tiba-tiba membatalkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel. Pembatalan dilakukan setelah Gabriel merencanakan untuk bertemu dengan dua kelompok hak asasi manusia (HAM) Israel.
Netanyahu memberikan sebuah ultimatum kepada Gabriel untuk membatalkan pertemuan dengan kelompok HAM Breaking the Silence dan B'Tselem. "Kebijakan Netanyahu tidak untuk memenuhi pengunjung asing, yang berada dalam perjalanan diplomatik ke Israel, untuk bertemu dengan kelompok-kelompok yang memfitnah tentara IDF (tentara Pasukan Pertahanan Israel) sebagai penjahat perang," tulis pernyataan resmi dari kantor Perdana Menteri Israel.
"Diplomat dipersilahkan untuk bertemu dengan perwakilan masyarakat sipil namun Perdana Menteri Netanyahu tidak akan bertemu dengan mereka. Hubungan kami dengan Jerman sangat penting dan mereka tidak akan terpengaruh oleh ini," tambah dia.
Gabriel mengatakan, ia sangat menyesalkan jika pertemuan dengan Netanyahu harus dibatalkan dan mengindikasikan niatnya untuk terus maju bersama kelompok-kelompok HAM itu. Dalam sebuah wawancara di saluran TV Jerman, ZDF, Gabriel mengatakan tidak dapat dibayangkan baginya untuk membatalkan sebuah pertemuan yang penting dengan pemimpin Israel tersebut dan hanya dapat bertemu dengan pejabat kementerian. "Anda tidak pernah mendapatkan gambaran lengkap mengenai keadaan di dunia, jika Anda hanya bertemu dengan pejabat kementerian pemerintah," kata Gabriel.
Breaking the Silence adalah sekelompok mantan tentara Israel yang menentang pendudukan negara tersebut di Tepi Barat. Para pemimpin Israel menentang kelompok itu dengan alasan adanya upaya untuk menjangkau masyarakat internasional.
Netanyahu juga tengah menargetkan kelompok-kelompok yang diklaimnya kritis terhadap Israel. Ia pernah memberikan permintaan kepada Theresa May selama kunjungan resmi ke London agar pemerintah Inggris menghentikan pendanaan untuk kelompok Breaking the Silence. "Ini adalah pilihan antara Breaking the Silence atau Perdana Menteri," kata pejabat tersebut, yang berbicara secara anonim.
Perselisihan semacam itu sebelumnya pernah terjadi antara pejabat asing yang berkunjung ke Israel dengan pemerintah Israel. Pada Februari, Israel menegur Duta Besar Belgia setelah Perdana Menteri Charles Michel bertemu dengan kelompok B'Tselem dan Breaking the Silence saat berkunjung ke Israel. Namun, tidak ada teguran dari pemerintah Israel saat Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, bertemu dengan LSM anti-pemukiman Peace Now saat berkunjung ke negara itu pada Maret lalu.
Netanyahu dan menteri-menterinya semakin sibuk menghadapi Breaking the Silence. Kelompok ini telah menjadi sasaran utama undang-undang pendanaan baru di Knesset dan ada upaya untuk melarang kelompok mengadakan acara di sekolah-sekolah Israel dan wilayah publik. Awal bulan ini, dua mantan kepala badan intelijen domestik Shin Bet Israel secara terbuka membela hak kelompok tersebut untuk berbicara.
Israel dan Jerman selalu memiliki hubungan diplomatik yang sangat baik. Gabriel pernah diundur kepergiannya tahun lalu ke Teheran oleh juru bicara parlemen Iran, Ali Larijani, setelah ia mengatakan bahwa Berlin dapat memiliki hubungan persahabatan dengan Teheran jika Iran mengakui negara Israel.