REPUBLIKA.CO.ID, BETLEHEM -- Memasuki hari ke-12, Kamis (27/4), sejumlah tahanan Palestina yang terlibat dalam aksi mogok makan mulai tolak mengkonsumsi air. Seperti diketahui, setidaknya 1.500 tahanan Palestina melibatkan diri dalam aksi mogok makan dibawah slogan “Kemerdekaan dan Kemuliaan.”
Maannews melaporkan, Komite Media untuk Tindak Kekerasan Terhadap Tahanan Palestina – sebuah komite yang dibentuk oleh Masyarakat Tahanan Palestina dan Komite Rakyat untuk Urusan Tahanan Palestina (PPS) – menjelaskan, sejumlah tahanan di penjara Ramla telah berhenti mengonsumsi air sebagai bentuk protes terhadap Pasukan Penjara Israel (IPS) yang mendiamkan aksi mogok makan mereka.
Kepala Komite Rakyat untuk Urusan Tahanan Palestina, Issa Qaraqe mengungkapkan, Pasukan Penjara Israel (IPS) “terus meningkatkan hukuman” terhadapa para tahanan sejak hari pertama aksi mogok makan dengan memindahkan mereka dan pemimpin aksi tersebut ke dalam sel isolasi. IPS juga mencegah para pengacara untuk mengunjungi para tahanan, khususnya para napi yang sedang sakit.
Tamim Yunis and Yamin Zeidan -pengacara yang bernaung dalam Komite Rakyat untuk Urusan Tahanan Palestina- mengumumkan, bahwa mereka telah mengajukan banding ke pengadilan Israel di Haifa agar diperbolehkan mengunjungi Karim Yunis -tahanan Palestina terlama – yang juga ikut dalam aksi mogok makan kali ini. Berbagai upaya hukum terus mereka lakukan agar para pengacara diperbolehkan mengunjungi para tahanan yang sedang melakukan aksi mogok makan.
Qaraqe menambahkan, Komite Palang Merah Internasional (ICRC)– yang berkoordinasi dengan otoritas Israel untuk mengatur kunjungan keluarga tahanan Palestina – akan mengunjungi penjara pada Kamis (27/4) guna memeriksa kesehatan para tahanan.
Komite ini akan menambah jumlah staf mereka di lapangan, sebab banyak tahanan yang telah dipindahkan ke rumah sakit dan klinik akibat memburuknya kondisi kesehatan mereka.
Sebelumnya, Komnas HAM Palestina (PCHR) menyatakan, sangat prihatin terhadap kelansungan hidup ribuah tahanan yang melakukan aksi mogok makan. Pasukan Israel harus bertanggung jawab penuh atas memburuknya kondisi kesehatan mereka.
Komite ini juga mengutuk sikap keras kepala Pasukan Penjara Israel dalam memenuhi tuntutan manusiawi para tahanan. Tercatat 6.500 tahanan Palestina ditahan di 22 penjara Israel dengan fasilitas dari pihak Israel
“Sebagian besar tahanan adalah penduduk Tepi Barat, termasuk 75 tahanan wanita dan 300 ana-anak. Selain itu, terdapat sekitar 1.800 tahan yang sakit, termasuk 180 tahanan menderita sakit serius, dan 26 tahanan lainnya menderita kanker,” ungkap PCHR.
Setidaknya, 1 Juta warga Palestina ditahan sejak berdirinya “negara Israel” pada tahun 1948, dan dilanjutkan dengan pendudukan wilayah Tepi Barat, al-Quds Timur dan Jalur Gaza di tahun 1967.