Jumat 28 Apr 2017 10:17 WIB

Abaikan Cina, Presiden Taiwan Ingin Kembali Hubungi Trump

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan keinginannya untuk kembali melakukan percakapan telepon dengan Presiden AS Donald Trump. Tsai mengaku, Taiwan ingin meningkatkan tanggung jawab global untuk menjaga perdamaian sebagai sebuah negara besar.

"Kami memiliki kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan pemerintah AS", ujar Tsai dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Reuters, Kamis (27/4).

"Kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menghubungi Presiden Trump, tapi itu tergantung pada kebutuhan, situasi, dan pertimbangan pemerintah AS mengenai urusan mereka di wilayah ini," tambah dia.

Sebelumnya Trump pernah menerima panggilan telepon dari Tsai, yang memicu kemarahan Beijing. Percakapan telepon itu adalah kontak pertama antara pemimpin Taiwan dan presiden AS dalam empat dasawarsa terakhir.

Trump meragukan kebijakan lama Washington untuk mengakui kebijakan "satu Cina", yang mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari Cina. Namun akhirnya Trump setuju untuk menghormati kebijakan "satu Cina" pada Februari lalu dan kemudian mengundang Presiden Cina Xi Jinping untuk datang ke rumahnya di Florida pada awal bulan ini.

Meskipun berada di bawah ancaman Cina, Tsai mengatakan bahwa hubungan Taiwan dengan AS telah semakin membaik. Menurutnya, Taiwan mungkin perlu membeli senjata canggih dari gudang persenjataan AS.

"Kami tidak mengesampingkan senjata yang akan sangat berarti bagi pertahanan dan strategi pertahanan kami dan F-35 adalah salah satu barang tersebut," kata Tsai.

Sementara Kementerian Pertahanan Cina mengatakan, pihaknya dengan tegas menentang negara-negara lain untuk menjual senjata ke Taiwan. Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina, Yang Yujun, memberikan komentar tersebut dalam sebuah konferensi pers bulanan di Beijing saat ditanya mengenai kemungkinan penjualan jet tempur F-35 dari AS ke Taiwan.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Reuters, Trump tampaknya enggan kembali membuka komunikasi dengan Tsai. Dia mengaku akan terlebih dahulu mengubungi Presiden Xi, sebelum menerima panggilan dari Tsai.

"Masalahnya, saya telah membangun hubungan pribadi yang sangat baik dengan Presiden Xi. Saya merasa dia telah melakukan banyak hal di bawah kekuasaannya untuk membantu kami menghadapi situasi sulit. Jadi, saya tidak ingin menimbulkan masalah dengannya saat ini," kata Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement