Ahad 30 Apr 2017 09:31 WIB

Lawatan Jokowi ke Filipina Tegaskan Kerja Sama Patroli Maritim

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersalaman usai konferensi pers bersama di Istana Malacanang di Manila, Filipina, Jumat, 28 April 2017.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersalaman usai konferensi pers bersama di Istana Malacanang di Manila, Filipina, Jumat, 28 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Salah satu pembahasan penting dari lawatan Presiden Joko Widodo ke Filipina pada Jumat (28/4) waktu setempat adalah kesepakatannya dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk menguatkan kerja sama keamanan wilayah.

Departemen Pertahanan Nasional (DND) meminta pengaturan patroli keamanan maritim yang akan segera diluncurkan oleh Filipina, Indonesia dan Malaysia. Pengamanan tersebut untuk mencegah adanya insiden terorisme dan pembajakan di wilayah laut.

Respons ini dinilai sangat tepat. "Ini adalah tindakan tepat waktu untuk menanggapi ancaman terorisme yang semakin berkembang. Tidak hanya di negara kita tapi juga seluruh wilayah," kata Kepala Urusan Publik DND Arsenio Andolong dalam sebuah wawancara pada Sabtu (29/4), menurut Manila Bulletin.

Baca: Jokowi-Duterte Resmikan Layanan Kapal Ro-Ro Davao-Bitung

Menurutnya, kerja sama tersebut merupakan pertanda baik bagi peningkatan keamanan di wilayah perairan secara lebih luas. Andolong yang juga hadir dalam pertemuan bersama Duterte dan Jokowi tersebut meminta agar kerja sama trilateral itu segera diresmikan. Ia menyebutnya sebagai kerja sama trilateral patroli maritim Indo-Ma-Phi.

"Untuk melawan kriminal transnasional, kita perlu membentuk kelompok kerja sama melawan terorisme tahun ini juga. Meningkatkan nota kesepahaman 2014 tentang kerja sama melawan terorisme dan menguatkan kerja sama informasi intelijen," ujarnya.

Sebelumnya ketiga negara tetangga tersebut telah mengusulkan patroli bersama di Laut Sulu dan Celebes. Menyusul maraknya penculikan dan pembajakan kapal komersial oleh kelompok militan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement