REPUBLIKA.CO.ID,HARRISBURG -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melancarkan serangan terhadap sejumlah media. Ia mengatakan bahwa banyak pemberitaan palsu dan negatif yang dimuat mengenai dirinya yang telah melewati 100 hari kerja sebagai pemimpin negara itu.
Dalam pertemuan dengan para pendukungnya di Harrisburg, Pennsylvania, Sabtu (29/4), Trump mengatakan tetap memegang janji yang ia berikan selama kampanye. Miliarder itu juga meminta agar semua orang mengabaikan pemberitaan negatif yang dibuat oleh banyak media.
Pria berusia 70 tahun itu juga menuturkan sudah selayaknya sejumlah media tersebut diberikan pujian. Tentunya, hal itu atas prestasi memuat berita palsu mengenai kepemimpinan Trump dalam 100 hari dan menganggap bahwa dirinya gagal dalam banyak hal sebagai seorang presiden.
"Saya terus menjaga janji satu demi satu dan sudah selayaknya Anda semua mengabaikan berita palsu yang dibuat oleh banyak media, serta mungkin aktor-aktor Hollywood yang saat ini mencoba menghibur diri mereka sendiri," ujar Trump, dilansir BBC, Ahad (30/4).
Menurut Trump, selama 100 hari bekerja sebagai Presiden AS dirinya telah berusaha sangat baik. Meski tidak mudah menjadi pemimpin di negara adidaya itu, namun ia tetap merasa pekerjaan ini sangat menarik. Tak ketinggalan, ia juga melihat banyak keinginan warga yang terealisasi dengan kinerjanya yang produktif.
Di antara janji kampanye yang menurutnya telah terealisasi adalah membawa banyak warga AS kembali memiliki pekerjaan. Sebelumnya, Trump melihat mereka di Negeri Paman Sam kehilangan pendapatan di negara sendiri dan terpaksa mencari nafkah di di luar negeri. Kemudian, meringankan peraturan mengenai eksplorasi energi dan menghentikan perang melawan batu bara. AS juga telah menarik diri dari kberbagai esepakatan internasional yang dianggap tidak memberikan keuntungan, salah satunya adalah Kemtiraan Trans-Pasifik (TPP).
Sejumlah media AS yang menyorot kinerja Trump selama 100 hari menilai bahwa dirinya belum maksimal melaksanakan janji-janji kampanye. Beberapa yang diulas secara khusus adalah bagaimana ia gagal dalam mencabut program layanan kesehatan Obamacare, yang dibentuk oleh pendahulunya, mantan presiden Barack Obama. Suami dari Melania itu juga disebut sebagai presiden AS paling tidak populer dalam sejarah modern negara itu.