REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menjadi pemimpin asing yang paling berani mengkritik peran Ivanka Trump di dalam pemerintahan ayahnya, Presiden AS Donald Trump. Kritik Gabriel disampaikan setelah Ivanka berkunjung ke Berlin dalam acara KTT W20 untuk membawa isu pemberdayaan perempuan.
Kepada media Jerman Funke, Gabriel menggambarkan peran Ivanka yang menjadi penasihat Presiden Trump, sebagai praktik nepotisme.
"Bagi saya ada hal-hal yang aneh, misalnya kunjungan putrinya ke Jerman dalam acara internasional, sementara perpaduan antara politik dengan keluarga dan bisnis mengingatkan kita terhadap nepotisme dan tak terbayangkan di sini," kata Gabriel, dikutip The Independent.
Ini bukan pertama kalinya Ivanka menghadapi tuduhan nepotisme. Pada Maret lalu, penasihat etika utama Barack Obama, Norman Eisen, mengatakan kepada CNN penunjukan Ivanka sebagai penasihat Presiden AS adalah pelanggaran undang-undang nepotisme.
Undang-undang ini melarang pejabat federal, termasuk anggota Kongres, untuk menunjuk, mempromosikan, atau merekomendasikan pengangkatan keluarga ke departemen manapun tempat pejabat tersebut bekerja.
Juru bicara utama kampanye Trump, Jason Miller, sebelumnya telah membela Trump dengan mengatakan bahwa penunjukkan Ivanka bukan praktik nepotisme karena perannya bersifat sukarela dan tidak dibayar.
Namun, kritikus mengatakan Ivanka masih menerima tunjangan yang dibayar oleh pembayar pajak AS. Ivanka sudah memiliki Kantor sendiri di West Wing Gedung Putih.