REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini pada 1889, Konferensi Sosialis Internasional menyatakan 1 Mei sebagai hari libur internasional. Sebagian negara menyebutnya sebagai Hari Buruh Internasional untuk memperingati pembantaian Haymarket.
Jauh sebelumnya, peringatan Hari Buruh Internasional ini sebenarnya sudah ditetapkan oleh para kelompok sosialis saat berupaya melakukan revolusi jam kerja bagi para pekerja. Berawal dari perjuangan kelas pekerja pada akhir abad ke-19 untuk mendapatkan hak delapan jam kerja. Pada saat itu mereka harus bekerja 10-16 jam setiap hari.
Dikutip dari iww.org, mereka bekerja dalam kondisi keamanan yang minim. Cedera dan kematian di tempat kerja biasa terjadi. Hal inilah yang mendorong sebagian pekerja berusaha menghapus kapitalisme yang hanya menguntungkan atasannya saja.
Gelombang perjuangan semakin kuat saat mereka mengilhami buku The Jungle karangan Upton Sinclair dan Iron Hill tulisan Jack London sejak tahun -an. Tapi baru pada akhir tahun 1880-an, tenaga kerja terorganisir dan mampu mengumpulkan cukup kekuatan untuk mengumumkan delapan jam kerja. Proklamasi ini tanpa persetujuan dari pengusaha, namun dituntut oleh banyak kelas pekerja.
Pada konvensi nasional di Chicago, yang diadakan pada 1884, Federasi Perdagangan Terorganisir dan Serikat Buruh (FOTLU), yang kemudian menjadi Federasi Buruh Amerika. Mereka menyatakan "Delapan jam kerja akan menjadi waktu kerja keras per hari setelah 1 Mei 1884."
Sejak itu dukungan semakin bertambah, di antaranya dari Majelis Perdagangan dan Perburuhan, Partai Buruh Sosialis dan Knights Labor. Dengan keterlibatan para anarkis, tampaknya ada infus isu yang lebih besar daripada tuntutan delapan jam kerja sehari. Di sana tumbuh sebuah gairah akan sebuah revolusi sosial yang lebih besar, yaitu terjadi perubahan drastis dalam struktur ekonomi kapitalisme.
Pada 1 Mei 1884 itu sebanyak 300 ribu pekerja dari 13 ribu industri turun ke jalan memproklamirkan tuntutan mereka. Pada hari itu pertama kalinya pekerja AS memperingati May Day.
Pemogokan kerja itu terus dilakukan sampai hari berikutnya. Lalu dua hari kemudian, 3 Mei 1886, kekerasan terjadi di McCormick Reaper Works antara polisi dan demonstran. Sedikitnya dua demonstran tewas dan korban terluka tidak diketahui jumlahnya.
Demonstran semakin menipis, namun kemarahan akan tindakan brutal polisi membuat mereka berkumpul di Haymarket Square. Hingga saat pidato penutupan ada yang sengaja melemparkan bom ke area polisi. Pada saat itulah polisi semakin brutal melakukan penembakan membabi-buta. Hingga saat ini tidak diketahui siapa pelempar bom itu.
Delapan orang, yakni Albert Parsons, August Spies, Samuel Fielden, Oscar Neebe, Michael Schwab, George Engel, Adolph Fischer dan Louis Lingg ditangkap dan dihukum karena tuduhan pembunuhan di Haymarket meskipun tidak ada yang menguatkan tuduhan tersebut.
Selanjutnya: Rakyat Amerika Juga Rayakan Hari Hukum pada 1 Mei