REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Angkatan laut Sri Lanka mencegat kapal pengangkut 30 pengungsi Rohingya, yang telah tinggal di India, serta dua tersangka pedagang asal India setelah mereka mencoba masuk ke negara tersebut secara gelap, kata polisi pada Senin (1/5).
Angkatan laut dan penjaga pantai Sri lanka menghentikan kapal pengangkut pengungsi termasuk 16 anak-anak itu dari pantai utara Sri Lanka pada Minggu, kata juru bicara kepolisian Priyantha Jayakody. "Ke-32 orang tersebut diadili pada Senin dan akan dikembalikan pada 2 Mei," katanya seperti dilansir Reuters.
"Mereka telah tinggal di India lebih dari lima tahun," katanya menambahkan.
Pejabat hak asasi manusia setempat, yang bertemu dengan pengungsi asal Myanmar itu, mengatakan bahwa rencana tujuan akhir mereka adalah Australia, yang terletak lebih dari 6.760 km dari Sri Lanka. "Mereka mengatakan bahwa telah mendapat status sebagai pengungsi di New Delhi setelah mereka datang Ke India lima tahun yang lalu, melalui Bangladesh. Mereka berasal dari enam keluarga," kata pejabat tersebut, yang meminta tidak disebutkan namanya.
Puluhan ribu warga muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar yang sebagian besar beragama Budha sejak 2012. Para pengungsi, warga dan kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa pasukan Myanmar telah melakukan eksekusi hukuman mati, memperkosa wanita dan membakar rumah.
Lebih dari 1 juta warga Rohingya tinggal dalam kondisi teraniaya di Rakhine, Myanmar, di mana banyak mayoritas umat Buddha menganggap mereka sebagai penyelundup dari Bangladesh.
Sekitar 69 ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak Oktober, mempertegang hubungan kedua negara tetangga itu, yang masing-masing melihat kaum kecil tanpa kewarganegaraan tersebut sebagai masalah bagi negara lain.