Selasa 02 May 2017 14:59 WIB

Merkel akan Bertemu Putin Bahas Krisis Suriah dan Ukraina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Angela Merkel
Foto: AP/Markus Schreiber
Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Kanselir Jerman Angela Merkel akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya sejak 2015, pada Selasa (2/5). Pertemuan yang akan berlangsung di kediaman Putin di Sochi itu akan membahas mengenai perang sipil Suriah dan aneksasi Rusia terhadap Krimea.

BBC melaporkan, tujuan resmi kunjungan Merkel ke Rusia adalah untuk membicarakan pertemuan para pemimpin dunia KTT G20, yang akan diselenggadakan di Hamburg, pada Juli mendatang. Namun, Merkel diharapkan juga akan membahas mengenai dua isu besar dunia itu.

Merkel menginginkan Rusia untuk mengakhiri konflik di Ukraina dengan menggunakan pengaruhnya terhadap kelompok separatis pro-Rusia. Jerman juga membutuhkan kerja sama Moskow untuk membawa perdamaian di Suriah.

Namun Presiden Putin sama-sama membutuhkan dukungan Merkel untuk mencabut sanksi Uni Eropa kepada Rusia. Putin juga ingin mendengar pendapat Merkel tentang Presiden AS Donald Trump, yang baru saja dia temui.

Hubungan antara Rusia dan Jerman telah semakin memburuk sejak aneksasi Krimea pada 2014 di Ukraina. Jerman menjadi kekuatan pendorong di balik sanksi yang diberikan Uni Eropa kepada Rusia.

Keduanya banyak menjalin komunikasi sebelum konflik 2014, tapi sejak itu mereka justru saling menyerang satu sama lain. Merkel bisa berbahasa Rusia, karena dibesarkan di Jerman Timur yang mayoritas komunis. Sementara Putin juga bisa berbahasa Jerman dan telah bertahun-tahun bekerja untuk KGB di Dresden pada 1980.

Jerman bersikap kritis terhadap tindakan Rusia di Krimea dan menentang peran Rusia dalam perang sipil di Suriah. Badan intelijen dalam negeri Jerman juga menuduh Rusia berada di balik serangkaian serangan siber terhadap sistem komputer Jerman.

Setelah bertemu Merkel, Putin dijadwalkan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Mereka dilaporkan akan membahas upaya peningkatan kerja sama dua negara.

Belum diketahui apakah kedua presiden itu akan membahas mengenai perang sipil Suriah. Turki dan Rusia selama ini diketahui mendukung dua pihak yang berbeda dalam perang itu.

Moskow mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, sedangkan Ankara mendukung oposisi. Kedua negara mulai melakukan serangan udara gabungan terhadap ISIS pada Januari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement