REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang ditempatkan Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan (Korsel) mulai beroperasi. THAAD merupakan perangkat pertahanan yang akan digunakan AS untuk mencegah dan menangkis serangan rudal Korea Utara (Korut).
Juru bicara militer AS di Korsel Kolonel Robert Manning mengonfirmasi kabar terkait hal ini. "Pasukan AS-Korea mengonfirmasi sistem THAAD telah beroperasi ,dan ini akan memiliki kemampuan mencegat rudal Korut dan melindungi Korsel," ucapnya seperti dilaporkan laman New York Times, Selasa (2/5).
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel Moon Sang-gyun mengatakan dengan peralatan yang telah digunakan, THAAD akan memiliki kemampuan menghadapi ancaman rudal Korut. "THAAD telah memperoleh kemampuan awal mengatasi ancaman nuklir dan rudal Korut," ujar Moon Sang-gyun.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat meminta Korsel agar menggelontorkan dana senilai satu miliar dolar AS untuk biaya pengoperasiaan THAAD. Namun pada Ahad (30/4) lalu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Letjen HR McMaster mengatakan AS akan melakukan negosiasi ulang dengan Korsel terkait biaya ini.
Terkait ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea, Trump pada Selasa (2/5) mengatakan dia siap dan akan merasa terhormat bila dapat bertemu dengan pimpinan Korut Kim Jong-un. Namun Gedung Putih menyatakan pertemuan keduanya hanya dapat dilakukan dalam situasi tertentu. Dan hal itu diprediksi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.