REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi pujian atas kinerja pemimpin negara itu, Rodrigo Duterte. Pekerjaan yang dinilai telah dilakukan dengan baik itu diyakini adalah dalam hal pemberantasan narkotika.
"Presiden Trump telah memuji Presiden Duterte karena telah melakukan pekerjaannya dengan baik, mengingat kondisi mengkhawatirkan terjadi di Filipina," ujar juru bicara Duterte, Ernesto Abella, dilansir //The Guardian//, Rabu (3/4).
Selama ini, Duterte terus mendapat kritik atas perang melawan kejahatan obat terlarang di negaranya yang dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM). Ia mengizinkan polisi dan aparat keamanan untuk melakukan tindakan keras terhadap orang-orang yang terkait dengan narkotika.
Diperkirakan sebanyak 9000 orang tewas terkait dengan kejahatan narkotika sejak Duterte resmi menjadi Presiden Filipina pada 30 Juni 2016 lalu. Banyak pemimpin negara dan kelompok aktivis HAM yang menyebut bahwa mantan wali kota Davao itu melalui polisi dan aparat keamanan telah melakukan pembunuhan sewenang-wenang.
Hal itu karena banyak di antara mereka yang kehilangan nyawa belum terbukti secara hukum sepenuhnya bersalah.
Pendahulu Trump, mantan presiden AS Barack Obama termasuk salah satu pemimpin negara yang mengkritik Duterte. Sejak itu, hubungan antara AS dan Filipina mengalami ketegangan.
Meski demikian, di era Trump nampaknya pendekatan lebih baik dalam menanggapi perang keras narkotika Duterte dilakukan. Keduanya bahkan pada Sabtu (29/4) lalu melakukan percakapan melalui telepon.
Dari sana, Trump juga mengundang Duterte untuk berkunjung ke Negeri Paman Sam. Undangan itu kemudian mendapat kecaman dari banyak pihak, mengingat sosok Duterte yang dinilai sebagai pelanggar HAM.
Gedung Putih juga memberikan pembelaan terhadap undangan Trum kepada Duterte. Meski menilai HAM adalah sesuatu yang penting, namun AS disebut membutuhkan sekutu kuat di Asia untuk mengatasi ancaman nuklir Korea Utara (Korut).
"Saya yakin Trump menyadari pertimbangan tindakan untuk melawan kejahatan yang dilakukan Duterte adalah hal yang masuk akal," kata Abella menambahkan.