REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Hillary Clinton mengklaim ia sangat dekat dengan kemenangan dan hampir meraih kursi kepresidenan ketika pemilu presiden Amerika Serikat (AS) digelar tahun lalu. Namun, menurut dia, hal itu dibuyarkan oleh Direktur FBI James Comey dan Wikileaks Rusia.
Berbicara kepada CNN di acara "Women for Women" di New York, Clinton secara pribadi menerima kekalahannya pada pemilu presiden AS lalu. Tapi Comey dan Wikileaks Rusia juga patut untuk disalahkan.
"Saya sedang dalam perjalanan untuk menang (ketika pemilu presiden AS). Namun, kombinasi surat James Comey pada 28 Oktober dan Wikileaks Rusia menimbulkan keraguan di benak orang-orang yang cenderung memilih saya dan menjadi takut," kata Clinton seperti dikutip laman Anadolu Ajansi.
Ketika pemilu presiden AS lalu James Comey memang melayangkan surat kepada Kongres untuk mengkaji kembali kasus surel pribadi Hillary Clinton. Kasus ini berkaitan dengan informasi yang menyebut bahwa antara 2009 dan 2013 Clinton menggunakan peladen surel pribadi yang berpotensi membocorkan informasi rahasia negara.
Skandal tersebut, menurut dia, cukup memengaruhi para pemilihnya ketika itu dan menguntungkan Donald Trump di pihak lawan. "Jika pemilihan umum berlangsung pada 27 Oktober, saya akan menjadi presiden Anda, tapi ternyata tidak. Ada banyak urusan lucu di sekitar itu," ujar Clinton. Pemilu Presiden AS digelar 8 November 2016. Dalam pemilu tersebut, Clinton dikalahkan Trump dengan selisih sekitar 100 ribu suara.