REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Gedung Putih, Rabu (3/5). Keduanya akan membahas perihal konflik yang tak kunjung usai antara Israel dengan Palestina.
Ini merupakan pertemuan perdana antara Trump dengan Abbas. Pertemuan ini akan menguji apakah Trump serius ingin mencapai 'kesepakatan akhir' perdamaian antara Palestina dengan Israel.
Terkait hal ini, juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengatakan, Trump memang akan berupaya untuk mendamaikan Palestina dan Israel. "Tujuan utama presiden adalah untuk menciptakan perdamaian di kawasan tersebut (Palestina-Israel)," ujarnya seperti dilaporkan laman Aljazirah.
Kendati demikian, sebelumnya Trump pernah menyatakan bahwa AS menolak memberi dukungan untuk Palestina. Ia bahkan sempat menyebut akan memindahkan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Tel Aviv, Israel, ke Yerusalem.
Namun Wakil Presiden AS Mike Pence segera meluruskan. Ia mengatakan Trump masih melakukan pertimbangan serius untuk memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Ia menyadari tindakan tersebut akan memicu kemarahan rakyat Palestina.
Pence juga menegaskan Trump secara pribadi berkomitmen untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. "Momentum sedang terbangun dan niat baik ini berkembang," katanya.
Penegasan Pence tersebut sedikit terbukti ketika Trump mendesak Israel agar menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Proyek pembangunan permukiman Yahudi oleh Israel memang tengah menjadi sorotan dunia.
Oleh sebab itu, dalam pertemuan nanti, Abbas berharap Trump dapat menekan Israel serta membantu mencari solusi untuk kedua negara. Kendati demikian, skeptisisme dari dalam dan luar negeri memang masih melanda Trump. Ia diragukan dapat meyelesaikan salah satu konflik terpanjang di dunia itu.