REPUBLIKA.CO.ID, AZADSHAHR -- Sedikitnya 21 pekerja tambang dinyatakan tewas dalam sebuah ledakan di pertambangan batu bara Zemestanyurt, Kota Azadshahr, Iran, Rabu (3/5). Mereka ditemukan terperangkap di terowongan tambang yang runtuh.
"Sebanyak 21 tubuh pekerja telah berhasil dievakuasi dari lokasi pertambangan. Sejauh ini ada 69 orang yang terluka," kata kata Gubernur Golestan, Hassan Sadeghlou, kepada kantor berita Tasnim, dikutip Aljazirah.
Ledakan dilaporkan terjadi pada pukul 12.45 waktu setempat. Tim penyelamat menyatakan, masih ada 32 pekerja tambang yang dinyatakan hilang dalam insiden ini.
"Sebanyak 32 pekerja tambang masih terjebak di dalam salah satu lubang di kedalaman 1.300 meter," ungkap Sadeghlou.
Proses penyelamatan berlangsung lambat karena terowongan tambang dipenuhi dengan gas beracun. Para pekerja tambang diperkirakan terjebak di lubang sedalam lebih dari 1.000 meter di terowongan pertambangan yang memiliki panjang dua kilometer.
"Lubang dengan kedalaman 600 meter telah berhasil dicapai tim penyelamat," kata pejabat industri pertambangan Golestan, Reza Bahrami.
Otoritas setempat berencana menggali sisi lain terowongan untuk bisa meraih pekerja tambang yang masih terjebak. Laporan awal mengatakan pekerja yang terjebak berjumlah 80 orang, namun jumlah tersebut berkurang menjadi 32.
Presiden Iran Hassan Rouhani telah mengutus Menteri Tenaga Kerja Iran untuk meninjau langsung proses evakuasi di lokasi pertambangan. Kantor berita IRNA melaporkan, menteri juga akan meninjau korban yang sedang mendapat perawatan.
Iran menghasilkan 1,68 juta ton batu bara pada 2016 setelah pelonggaran sanksi internasional. Negara ini hanya mengekspor sebagian batu bara karena sebagiannya lagi digunakan untuk industri baja dalam negeri.
Bencana ledakan ini bukan yang pertama yang terjadi di industri pertambangan Iran. Pada 2013, 11 pekerja tambang tewas dalam dua insiden pertambangan berbeda. Sedangkan pada 2008, sebanyak 20 penambang juga tewas dalam sejumlah insiden.