REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung adanya zona aman diciptakan di wilayah konflik Suriah. Masing-masing pemimpin negara menilai diperlukan upaya untuk menekan dampak dari konflik, khususnya terhadap warga sipil.
Dalam pertemuan kedua pemimpin di Sochi, Rusia, masing-masing mengatakan zona aman harus segera dibuat. Putin menuturkan bahwa jet tempur milik negaranya akan menghentikan seluruh penerbangan di atas zona aman yang ditentukan. Namun, hal itu jika masing-masing pihak menghormati kesepakatan.
Situasi di Suriah hingga saat ini belum stabil, sejak negara itu dilanda konflik mulai 2011 lalu atas adanya oposisi yang ingin menggulingkan rezim Presiden Bashar Al Assad. Sebanyak lebih dari 400 ribu orang tewas dalam perang saudara yang terjadi selama hampir enam tahun tersebut.
Pada Desember 2016 lalu, kesepakatan gencatan senjata dicapai kedua belah pihak, dengan ditengahi oleh Rusia dan Turki. Pada awal tahun ini, langkah itu dilanjutkan dengan pembicaraan damai yang digelar di Astana, Kazakhstan.
Namun, perundingan itu hingga saat ini tidak menghasilkan kesepakatan yang berarti. Oposisi dilaporkan keluar dari perundingan dengan alasan pelanggaran dalam kesepakatan gencatan senjata terbaru yang dilakukan Pemerintah Suriah.
Rusia mendukung pasukan rezim Assad dengan melakukan intervensi militer pada 2015. Serangan udara secara signifikan juga dilakukan untuk memukul mundur oposisi Suriah. Sementara itu, Turki berada di sisi kelompok oposis dilansir laman Reutersi.