REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa undang-undang yang mengatur tentang jaminan kesehatan warga negara itu, Obamacare akan sepenuhnya dicabut, Kamis (4/5). Kebijakan baru tentang hal itu nantinya dikeluarkan.
Berdasarkan pemungutan suara yang dilakukan oleh majelis rendah kongres, kemenangan legislatif didapatkan oleh Trump yang ingin mengganti Obamare. Undang-undang jaminan kesehatan warga AS rencananya digantikan American Health care Act.
Rancangan undang-undang kebijakan baru tersebut saat ini sedang dalam tinjauan senat. Sebelumnya, sejumlah anggota Partai Republik sempat tidak menyetujui beberapa poin yang ada di dalamnya, hingga kemudian revisi dilakukan pada enam pekan lalu.
"Jangan Anda salah mengira, ini sepenuhnya benar bahwa Obamacare dicabut sebagai kebijakan kesehatan dan ini adalah rencana yang sangat bagus," ujar Trump, dilansir BBC, Jumat (5/5).
Obamacare telah dinilai sebagai salah satu kebijakan yang belum sempurna. Diperlukan banyak revisi, agar kebijakan yang digagas oleh mantan presiden AS Barack Obama itu dapat membantu warga di negara itu yang membutuhkan fasiltas kesehatan secara maksimal.
Selama ini, tak sedikit warga AS yang mengeluhkan sulit mengklaim Obamacare karena berbagai kerumitan birokrasi. Kemudian, banyak juga yang menganggap kebijakan itu tidak mencakup kebutuhan masyarakat yang signifikan.
Di antaranya karena besarnya premi yang harus dibayar oleh pemegang asuransi Obamacare. Trump berulang kali mengatakan bahwa ia hendak mencabut undang-undang jaminan kesehatan tersebut.
Sepanjang kampanye pada pemilu AS 2016, ia menekankan Obamacare akan dicabut. Ia juga meminta agar rekan-rekannya di Partai Republik membantu hal itu dan menciptakan undang-undang asuransi kesehatan baru bagi warga Negeri Paman Sam.
Meski demikian, rancangan undang-undang baru American Health care Act dinilai oleh anggota kongres dari Partai Demokrat sebagai salah satu rencana yang buruk. Mereka berpendapat bahwa nantinya kebijakan itu justru membuat warga miskin kesulitan mendapat akses kesehatan, khususnya mereka yang menderita penyakit-penyakit kronis.
Bahkan, jaminan kesehatan baru bagi warga AS itu dinilai hanya akan memberi keringanan pajak bagi mereka dari kalangan atas. Dengan demikian, kebijakan itu tidak akan tetap tepat sasaran karena mempersulit orang yang sebenarnya membutuhkan.
"Ribuan orang Amerika mungkin akan meninggal karena mereka tidak lagi memiliki akses untuk berobat," jelas senator AS dari Partai Demokrat, Bernie Sanders.