Ahad 07 May 2017 11:36 WIB

Kepolisian Thailand Cari Tersangka Perdagangan Manusia

Rep: Puti Almas/ Red: Angga Indrawan
Perdagangan manusia/ilustrasi
Foto: flarenetwork.org
Perdagangan manusia/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Kepolisian Thailand saat ini dilaporkan tengah melakukan pencarian terhadap tersangka perdagangan manusia. Para tersangka kejahatan tersebut sebelumnya diduga telah membuat 35 migran dari Myanmar terlantar di sebuah hutan.

Ada sebanyak 28 orang pria dan tujuh perempuan yang ditemukan di sebuah hutan di Provinsi Nakorn Si Thammarat. Mereka seluruhnya tidak memiliki dokumen resmi dan identitas apapun.

Dari penyelidikan setelah itu, diketahui bahwa 35 orang tersebut berasal dari Myanmar. Mereka mengaku bahwa dijanjikan bekerja di perkebunan karet dan tengah dalam perjalanan ke Malaysia dengan menggunakan truk.

"Namun, tiba-tiba di tengah jalan sopir kendaraan itu meminta mereka turun dan menunggu karena ia hendak pergi mencari makanan," ujar komandan polisi Wancha Akepornpich, dilansir Asian Correspondent, Ahad (7/5).

Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di mana 27 orang dari Myanmar datang ke Thailand dan mengatakan dalam perjalanan ke Malaysia. Tempat mereka ditinggalkan menjadi salah satu rute perjalanan yang sering digunakan untuk menyelundupkan migran.

Karena itu, dalam beberapa bulan terakhir keamanan di jalur itu diperketat oleh pihak berwenang Thailand. Para penyelundup diyakini memilih untuk meninggalkan para migran karena melihat situasi yang tak memungkinkan bagi mereka beraksi.

Namun, aparat keamanan Thailand mengatakan kasus perdagangan manusia harus dituntaskan dengan segera. Pelaku kejahatan itu diyakini masih terus mencoba berbagai cara untuk melancarkan aksi mereka.

Sejumlah aktivis di Thailand juga mengatakan bahwa rute penyelundupan masih terus berkembang di negara itu. Meski pihak berwenang melakukan tindakan keras untuk melakukan kejahatan itu, diperlukan upaya lebih lanjut dalam untuk mencegah dan mengatasinya.

"Kami tahu dari apa yang terjadi saat ini bahwa rute penyelundupan yang biasa digunakan oleh pelaku kejahatan sebenarnya masih sangat rentan, terlepas dari apa yang disebut oleh pihak berwenang tentang keberhasilan mereka," kata seorang aktivis yang menolak disebutkan namanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement