Senin 08 May 2017 13:54 WIB

AS Konfirmasi Kematian Pemimpin ISIS Afghanistan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pimpinan ISIS Afghanistan, Abdul Hasib, dinyatakan tewas dalam sebuah serangan di Provinsi Nangarhar bulan lalu. Kabar kematian Hasib telah dikonfirmasi oleh pejabat militer AS pada Ahad (7/6).

Abdul Hasib ditunjuk sebagai pemimpin kelompok itu pada tahun lalu, setelah pendahulunya Hafiz Saeed Khan tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS. Hasib diyakini telah memerintahkan serangkaian serangan, termasuk satu serangan pada Maret lalu ke sebuah rumah sakit militer di Ibukota Kabul, oleh sekelompok militan yang menyamar sebagai Dokter.

"Dia telah memerintahkan serangan di rumah sakit yang memiliki 400 tempat tidur di Kabul, yang mengakibatkan kematian dan luka-luka. Pemerintah Afghanistan berkomitmen untuk melanjutkan operasinya melawan ISIS dan kelompok teroris lainnya sampai mereka musnah," ujar pernyataan yang dikeluarkan Pemerintah Afghanistan, dikutip Aljazirah.

Pejabat militer AS di Afghanistan sebelumnya mengatakan kematian Hasib akan menurunkan aktivitas kelompok tersebut secara signifikan. Hal itu dapat membantu AS mencapai tujuan untuk menghancurkan ISIS pada 2017.

Bulan lalu, seorang juru bicara Pentagon mengatakan Hasib mungkin telah terbunuh dalam sebuah serangan yang dilakukan oleh pasukan khusus AS dan Afghanistan di Nangarhar. Namun, saat itu belum ada konfirmasi resmi yang dikeluarkan.

Serangan dilakukan di kompleks terowongan ISIS pada 13 April. Pasukan AS menjatuhkan bom non-nuklir terbesarnya dan berhasil menewaskan 94 militan, termasuk empat komandan ISIS.

Kelompok afiliasi ISIS yang dikenal dengan nama ISIS Khorasan ini telah lama menguasai sejumlah wilayah di Afghanistan. Mereka aktif sejak 2015, setelah melawan pasukan Taliban serta pasukan Afghanistan dan AS.

Kelompok ini diyakini tetap menjaga hubungan dengan kelompok utama ISIS di Irak dan Suriah. Namun mereka memiliki independensi operasional yang cukup besar.

"Jika benar pasukan keamanan Amerika dan Afghanistan berhasil membunuh pemimpin ISIS di Afghanistan, ini akan menjadi kemenangan besar. Tapi bukan berarti ini menjadi akhir dari ISIS di sini," kata reporter Aljazirah, Qais Azimy.

Pasukan khusus AS dan Afghanistan telah melakukan serangkaian operasi melawan ISIS-K tahun ini. Operasi itu telah menewaskan puluhan militan, terutama di Provinsi Nangarhar yang berbatasan dengan Pakistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement