Selasa 09 May 2017 07:07 WIB

Korea Utara Tuding AS dan Korsel Coba Bunuh Kim Jong-un

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nur Aini
Kim Jong un
Foto: EPA/KCNA
Kim Jong un

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Korea Utara (Korut) merencanakan aksi balas dendam kepada agen intelejen Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) setelah keduanya diduga melakukan percobaan pembunuhan terhadap pemimpin mereka, Kim Jong-un.

Pasukan militer Korut akan memulai rangkaian serangan antiterorisme yang lebih kuat dan akan memusnahkan teroris tanpa ampun. Hal itu dikatakan dalam pernyataan mereka dalam bahasa Inggris yang dikeluarkan oleh Pusat Kantor Berita Korea yang dikelola oleh pemerintah.

Mereka menuduh kedua negara itu telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap Kim Jong-Un dengan menggunakan zat biokimia. Percobaan pembunuhan itu dikatakan dilakukan dalam parade perayaan hari matahari di Ibu Kota Korut, Pyongyang. Kegiatan yang juga mengenang hari kelahiran pendiri Korut, Kim Il-Sung.

Pemerintah Korut juga mengklaim, CIA menyuap warga Korut sebesar 40 ribu dolar AS untuk membunuh Kim Jong-Il. Kepala Badan Intelejen Korut Ri Byong Ho mengatakan, tersangka merupakan orang yang sangat penting. Ia juga menyebutkan mereka sudah berhasil mengagalkan lebih dari 80 kasus percobaan terorisme.

"Sebagai pembalasan, Korut akan melakukan tindakan melawan terorisme terhadap keadilan," ujarnya dilansir Independent. Meski begitu, tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Pihak CIA juga belum memberikan pernyataan terkait tuduhan di Pyongyang.

Di lain kesempatan, pemerintah Korut menahan seorang warga AS pada akhir pekan ini. Pria bernama Kim Hak Song itu dianggap melakukan tindakan yang mencurigakan terhadap negara. Ia adalah seorang misionaris kristen evangelis yang bekerja untuk Pyongyang University of Science and Technology.

Jika hal ini sudah terkonfirmasi, Kim Hak Song akan menjadi warga negara AS keempat yang ditahan oleh Korut, negara yang terisolasi di tengah ketegangan diplomatik yang sengit dengan AS terkait program nuklir Korut. Sebelumnya, Korut sudah menggunakan warga AS yang ditahan untuk memaksa AS untuk melakukan kunjungan penting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement