REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Para pasien kanker payudara di Australia termasuk yang pertama di dunia yang bisa memanfaatkan uji coba pengobatan yang menggantikan terapi radiasi selama lima pekan menjadi pengobatan selama sembilan menit.
Sekitar 50 wanita di negara bagian Victoria akan memiliki akses terhadap terapi radiasi internal yang berbasis di Amerika dengan menggunakan proses yang dikenal sebagai radiasi intraoperatif. Saat ini, pasien kanker dapat diminta mengunjungi rumah sakit hingga 25 kali untuk merampungkan pengobatan mereka.
Uji coba tersebut melibatkan penyaluran radiasi secara internal selama operasi, menggantikan terapi eksternal yang lebih konvensional yang diberikan tiga atau empat minggu setelah operasi. Empat wanita asal Victoria telah menerima perawatan tersebut, dan tiga lainnya akan melakukannya minggu ini.
Percobaan ini dilakukan oleh pusat kanker Monash Health dan Peter MacCallum, dan pasien yang direkrut dianggap berisiko rendah. Semua akan dipantau selama 10 tahun setelah uji coba untuk mengetahui apakah ada efek samping akibat pengobatan tersebut.
Dokter juga akan memantau apakah tumornya kambuh lagi. Cynthia Johnston (67 tahun) adalah salah seorang yang pertama menerima perawatan tersebut.
"Masalah yang sangat besar bagi wanita untuk meninggalkan rumah mereka berulang-ulang dan harus melakukan sesuatu berulang-ulang selama berminggu-minggu. Apalagi jika kesehatan mereka memburuk," katanya.
"Jadi bagi saya, dan saya tahu juga bagi wanita lain, hal ini merupakan perkembangan yang menarik," jelasnya.
Bisa hemat biaya
Johnston mengatakan khawatir dengan ketidaknyamanan pengobatan konvensional dan sangat senang saat terpilih untuk uji coba tersebut. "Saya tinggal di Frankston. Pergi ke kota cukup menyiksa. Bisa berarti lima hari seminggu selama lima minggu," katanya.
"Namun semuanya berakhir setelah saya menjalani operasi dan kembali ke rumah dan semua jaringan bersih dari kanker," ucapnya.
Direktur pusat kanker Monash Health Jane Fox mengatakan uji coba tersebut bertujuan menghilangkan ketegangan fisik dan emosional dari dosis radiasi berulang-ulang. "Hal ini akan memiliki dampak penting pada wanita yang dengan berbagai alasan, baik jarak maupun ekonomi, tidak mungkin bepergian dan menjalani banyak perawatan," katanya.
"Saya pikir kita tahu ada sejumlah wanita yang tidak dapat menerima perawatan ini tetapi dalam jangka panjang, penelitian menunjukkan hal ini akan menjadi pilihan penting," jelasnya.
Ahli onkologi radiasi Steven David, dari Peter MacCallum Cancer Center, mengatakan uji coba tersebut mengikuti hasil penelitian sebelumnya, yang menemukan keberhasilan terapi radiasi intraoperatif. "Ini percobaan klinis fase empat yang ingin memastikan keamanan para pasien yang menggunakan satu dosis sehingga dapat digunakan dengan secara luas di masyarakat," kata Dr David.
"Ini bentuk radiasi yang lebih ditarget. Alih-alih merawat seluruh payudara dengan dosis yang sama, Anda menerapkan radiasi dimana tersisa sel-sel kanker bandel," tambahnya.
Diharapkan 1.200 perempuan akan dilibatkan dalam uji coba ini di seluruh dunia.
Diterbitkan Senin 8 Mei 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di ABC News.