REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Sebuah bom bunuh diri menghantam konvoi kendaraan yang mengiringi wakil Ketua Senat Pakistan, Abdul Ghafoor Haideri, pada Jumat (12/5). Ledakan yang terjadi di Kota Mastung, Provinsi Baluchistan, itu menewaskan sedikitnya 25 orang.
Petugas kesehatan distrik, Sher Ahmed Satakzai, mengatakan sebanyak 35 orang dilaporkan terluka dan 10 orang kini berada dalam kondisi kritis di rumah sakit. Tayangan televisi menunjukkan, ledakan bom yang kuat telah menghancurkan sebuah kendaraan.
Beberapa menit setelah ledakan tersebut, Senator Haideri mengatakan, dia yakin dia adalah sasaran utama dari serangan bom itu. Dia sendiri menderita luka ringan. "Ada banyak korban karena ada banyak orang di dalam konvoi," kata dia.
Senator Haideri sedang dalam perjalanan kembali ke Quetta setelah membagikan sertifikat kelulusan kepada siswa yang telah lulus dari madrasah. Belum ada klaim tanggung jawab dari banyaknya kelompok militan yang beroperasi di Baluchistan, terkait serangan bom itu.
Pejabat polisi Mastung, Ghazanfar Ali Shah, mengatakan konvoi tersebut tampaknya telah ditabrak oleh seorang pembom bunuh diri. Ia menambahkan, supir Haideri termasuk di antara mereka yang terbunuh.
Haideri adalah anggota Jamiat e Ulema Islam, partai politik sayap kanan Sunni yang merupakan bagian dari pemerintahan koalisi Perdana Menteri Nawaz Sharif.
Keamanan di Pakistan telah membaik sejak tindakan keras terhadap militansi dimulai pada 2014. Namun gelombang serangan baru yang menyebabkan lebih dari 100 orang tewas pada Februari lalu telah kembali meningkatkan tekanan kepada pemerintahan Sharif.
Militan separatis di Baluchistan telah melancarkan kampanye melawan pemerintah pusat selama beberapa dekade. Mereka menuntut bagian yang lebih besar dari sumber daya provinsi yang kaya akan gas.
Taliban dan militan Islam lainnya juga beroperasi di provinsi yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran itu. Sebuah serangan pesawat tak berawak AS telah membunuh pemimpin Taliban, Mullah Akhtar Mansour, tahun lalu di Baluchistan.