REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kementerian Benda Antik Mesir mengumumkan adanya penemuan 17 mumi di wilayah selatan Kota Minya, Sabtu (13/5) waktu setempat. Penemuan belasan mumi ini menyedot perhatian karena untuk pertama kalinya di wilayah tersebut ditemukan mumi.
Padahal, kawasan yang tepatnya berlokasi di Desa Tuna al-Gabal ini sebelumnya hanya diketahui menjadi tempat ditemukannya banyak nekropolis hewan-hewan khususnya burung. Penemuan di bidang arkeologi ini semakin unik karena diketahui para mumi tersebut bukan berasal dari jenazah keturunan kerajaan. Di Mesir, umumnya pada zaman dahulu hanya mereka yang berasal dari keluarga kerajaanlah yang mendapatkan hak istimewa pengawetan jasad.
Menteri Benda Antik Mesir Khaled Anani mengatakan, para arkeolog meyakini, ini pertama kalinya mumi ditemukan dalam makam bergaya katakombe (berlorong ke bawah). Di setiap lorong, kata dia, banyak ditemukan tumpukan mumi yang sebagian tersusun rapi, sebagian tidak.
"Makin kami melakukan pengeboran makin kami banyak menemukan mumi," kata Anani dikutip dari the Telegraph, Ahad (14/5).
Dalam laporan yang dibuat the Telegraph, diketahui setiap lorong di wilayah tersebut menyimpan mumi dari jenis kelamin pria dan wanita. Mayoritas mumi-mumi ini terbaring di atas bebatuan dengan penataan yang baik.
Diduga kuat, para mumi ini berasal dari masyarakat setempat yang hidup pada 332 tahun sebelum Masehi (SM) sampai 300 tahun SM. Saat itu, Mesir sedang dikuasai oleh kekaisaran Romawi di bawah perintah Alexander Agung.
Anani menegaskan, penggalian akan terus dilakukan untuk menemukan semakin banyak mumi di dalam lorong-lorong tersebut. Anani ingin menekankan, penemuan mumi ini bisa dinikmati oleh para wisatawan sesegera mungkin.
Ia memastikan, para turis tak perlu cemas terhadap ancaman terganggunya keamanan meski di wilayah Mesir sedang banyak terjadi konflik. Menurutnya, penemuan mumi-mumi ini merupakan bentuk kasih sayang Tuhan untuk perekonomian Mesir yang memang mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan.
"Penemuan ini akan dibicarakan oleh dunia dan kami memang mengharapkan itu terjadi. Semoga Mesir mendapatkan perhatian positif atas penemuan ini," ujar dia.