Ahad 14 May 2017 06:34 WIB

OKI Desak Lebih Banyak Bantuan Atasi Krisis Kelaparan Somalia

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ani Nursalikah
Seorang perempuan Somalia, Rabu, 8 Maret 2017, menjaga kambingnya di wilayah gurun terpencil dekat Bandar Beyla, negara bagian Puntland, Somalia. Somalia menyatakan kekeringan sebagai bencana nasional.
Foto: AP Photo/Ben Curtis
Seorang perempuan Somalia, Rabu, 8 Maret 2017, menjaga kambingnya di wilayah gurun terpencil dekat Bandar Beyla, negara bagian Puntland, Somalia. Somalia menyatakan kekeringan sebagai bencana nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Yousef Al Othaimeen, meminta masyarakat internasional meningkatkan bantuan untuk krisis kelaparan Somalia. Desakan tertuju pula kepada badan-badan PBB dan lembaga-lembaga sipil dunia.

Dilansir dari Arab News, Ahad (14/5), Al Othaimeen turut meminta masyarakat internasional berinvestasi di bidang pertanian, peternakan dan perikanan di Somalia. Ia menilai, memajukan insfrastruktur energi dapat membantu Somalia untuk meringankan hutang negaranya.

Ia mengingatkan, Somalia tengah berada di ambang bencana kelaparan yang disebabkan kondisi kekeringan akut, serta buruknya curah hujan. Kondisi serpa telah mempengaruhi seluruh bagian Tanduk Afrika, yang membuat lebih dari 17 juta orang menghadapi krisis kelaparan.

"Di Somalia saja, lebih dari enam juta sangat membutuhkan bentuan kemanusiaan," kata Al Othaimeen.

Al Othaimeen menuturkan, stabilitas di Somalia bisa saja mengalami kemunduran serius, di tengah situasi kemanusiaan yang parah. Hal ini ditandai dengan meningkatkan perpindahan internal, regresi ekonomi dan tentu saja meningkatnya pergerakan kestrimisme.

Situasi itu, lanjut Al Othaimeen, bisa secara serius ikut mempengaruhi seluruh Afrika, mengingat lokasi geografisnya yang sangat strategis. Ratusan ribu warga Somalia sekarang sedang rentan sibuk mencari makanan, air dan pengobatan akibat krisis yang terjadi.

Hampir satu juta anak-anak berada dalam gizi buruk yang tentu membutuhkan perawatan. Situasi kekurangan gizi dan rentan penyakit, mendesak dibutuhkannya dukungan demi bisa menyelamatkan jiwa mereka secara langsung maupun tidak langsung dari masyarakat dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement