Senin 15 May 2017 00:35 WIB

Ransomware Serang 200 Ribu Korban di 150 Negara

Rep: Aziza Fanny Larasati/ Red: Teguh Firmansyah
Ransomware
Ransomware

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS --- Gelombang serangan dunia maya telah menyerang 200 ribu target di setidaknya 150 negara. Kepala Agensi Kepolisian Uni Eropa mengatakan, dikhawatirkan jumlah tersebut akan bertambah ketika banyak masyarakat yang kembali bekerja pada hari Senin.

 Direktur Europol Rob Wainwright mengatakan, bahwa serangan tersebut tidak pandang bulu. Wainwright melihat bahwa aktivitas pembajakan yang menyebar tersebut unik, karena infeksi yang terjadi pada satu komputer dapat secara otomatis menyebar melalui keseluruhan jaringan.

 “Penyebaran secara global ini belum pernah terjadi sebelumnya. Perhitungan terakhir, virus ini telah menyerang 200 ribu korban di setidaknya 150 negara. Banyak di antara korban tersebut bergerak di bidang bisnis, termasuk perusahaan-perusahaan besar,” ujar Wainwright.

Ia mengatakan, beberapa bank di Eropa juga telah terserang. Belajar dari pengalaman, bank merupakan target nomor satu dari kejahatan dunia maya, maka bank selalu mempersiapkan pengamanan dunia maya tercanggih.

“Kita sebelumnya sudah mengkhawatirkan bahwa sektor kesehatan di berbagai negara juga sangat rentan. Karena sektor tersebut memproses banyak data-data yang sensitif,” ujarnya.

Baca juga, Kemenkominfo Beberkan Cara Pencegahan Serangan Ramsomware.

 Jasa Kesehatan Nasional Inggris yang dikelola oleh pemerintah pun turut menjadi korban dari penyerangan ini. Wainwright mengatakan, Europol telah bekerja sama dengan FBI di Amerika Serikat untuk melacak dalang yang bertanggung jawab terhadap aksi ini. Ia mengatakan bahwa terdapat lebih dari satu orang di balik aksi ini.

Menurutnya, aktivitas kejahatan dunia maya banyak dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Hal ini membuat pelacakan oknum penyerangan dan pelacakan lokasi penyerangan menjadi sangat sulit untuk dilakukan.

“Kita berada di pertarungan yang sulit melawan serangan ini, melihat bahwa sindikat kejahatan dunia maya ini sering kali menggunakan enkripsi untuk menyembunyikan aktivitas mereka,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement