REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Para kepala keamanam siber di dunia memperingatkan kemungkinan adanya gangguan serangan dunia maya global yang terjadi ketika para pekerja menyalakan komputer mereka untuk pertama kalinya pada awal kerja, Senin ini.
Europol, badan agensi yang bertugas melawan kejahatan di Uni Eropa mengatakan, ancaman tersebut dapat mengalami peningkatan, dan diprediksi jumlah korban Ransomware akan terus bertambah dan melintasi baik sektor swasta maupun publik.
Satu dari lima badan NHS Trusts (Serikat Keamanan Kesehatan Nasional), menjadi korban dari serangan ‘Wannacry’ pada Jumat (12/5) lalu. Beberapa kegiatan operasi yang sudah direncanakan akan dilaksanakan pada Senin pun mengalami pembatalan di beberapa rumah sakit.
Beberapa pasien pun mengalami gangguan dalam melakukan perawatan, karena komputer yang digunakan untuk membagikan hasil tes dan pemindaian pasien mengalami kerusakan.
Pusat Keamanan Sibenr Nasional memperingatkan bahwa akan terjadi peningkatan signifikan kasus ransomware di NHS. Virus ini menuntut para korban untuk membayar 300 dolar AS, atau mereka dapat kehilangan seluruh data mereka.
Banyak dokter di Inggris yang tidak beroperasi selama akhir pekan, sesudah terjadinya serangan pada Jumat. NHS mengkhawatirkan, serangan ini dapat berdampak terhadap banyak aspek pada hari pertama kerja pada Senin (15/5).
Baca juga, Kemenkominfo Beberkan Cara Pencegahan Serangan Ransomware.
Beberapa operasi yang sudah direncanakan pun terpaksa dibatalkan di Perserikatan Barts Health NHS yang mengoperasikan lima rumah sakit di London. Di sana komputer-komputer di rumah sakit tersebut mengalami gangguan.
“Kita terpaksa membatalkan sejumlah agenda, dan kita akan menghubungi para pasien langsung untuk memberitahu mereka terkait hal ini,” ujar Juru Bicara perserikatan yang mengoperasikan the Royal London dan Rumah Sakit Whipps Cross, St Bartholemew’s, Rumah Sakit Mile End, dan Newham University Hospital.
“Namun ada kemungkinan kami tidak dapat menghubungi semua pasien yang harus kami beritahukan hal ini. Maka dari itu, kami meminta maaf bila kami tidak dapat memproses perawatan para pasien ketika pasien sudah tiba di rumah sakit,” ujarnya.
Serangan dunia maya ini juga turut menyerang berbagai perusahaan dan organisasi, dari Rusia hingga Australia. Europol memperkirakan bahwa sudah terdapat 200 ribu korban setidaknya di 150 negara. “Saya khawatir bahwa jumlah ini akan terus bertambah ketika masyarakat mulai bekerja dan menyalakan komputer mereka pada Senin pagi,” ujar Direktur Europol Rob Wainwright.
Para penyebar virus ini masih belum dapat dideteksi, namun sejauh ini diduga sudah menghasilkan 42 ribu dolar AS dari pembayaran tebusan 100 korban. Virus ini mengancam para korbannya untuk membayar tebusan, atau seluruh file di komputer tersebut akan terhapus bila tidak dilakukannya pembayaran dalam tujuh hari.
“Para pelaku kejahatan dunia maya mungkin mengira bahwa mereka tidak diketahui identitasnya. Tapi kita akan menggunakan semua peralatan yang kami punya untuk mengadili mereka,” ujar perwakilan NCA Oliver Gower.