REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Adu tembak terjadi antara petugas keamanan Thailand dengan sekelompok penyelundup narkoba di Segitiga Emas (Golden Triangle). Adu tembak ini mengakibatkan sembilan penyelundup narkoba tewas.
Bentrok ini terjadi menyusul meningkatnya perdagangan narkotika regional. Gubernur Provinsi Chiang Rai bagian utara Narongsak Osotthanakorn mengatakan, adu tembak berlangsung pada Sabtu (13/5) malam. Lokasi terletak dua kilometer di wilayah Thailand yang berbatasan dengan Myanmar.
“Pihak otoritas menyuruh mereka untuk menahan tembakan, namun mereka menolak dan terus menembak. Kedua belah pihak saling melemparkan tembakan selama sekitar 10 menit. Kejadian ini mengakibatkan sembilan penyelundup narkoba meninggal, dan sisanya melarikan diri,” ujarnya kepada AFP.
Ia menambahkan, kelompok penyelundup tersebut awalnya terdiri dari 15 orang. Ditemukan pula 700 ribu tablet methamphetamine bersamaan dengan senapan semi otomatis.
Segitiga Emas adalah wilayah perbatasan antara Thailand, Myanmar, Laos, dan Cina bagian selatan. Wilayah ini adalah wilayah penghasil narkoba terbesar kedua di dunia setelah Amerika Latin.
Opium, heroin, dan pil methamphetamine dalam jumlah besar diproduksi setiap tahun untuk disebar di pasar Asia maupun di luar Asia. Praktik korupsi dan lemahnya penegakan hukum mempermudah perkembangan perdagangan narkoba ini.
Gubernur Narongsak tidak mengatakan kewarganegaraan dari para penyelundup narkoba tersebut. Namun Distrik Mae Sai, lokasi terjadinya adu tembak, berseberangan dengan negara Wa State. Wa State adalah wilayah otonomi di sebelah timur Myanmar. Wa merupakan wilayah yang menghasilkan narkotika dalam jumlah besar.