Rabu 17 May 2017 15:52 WIB

Akibat Gejolak Politik, Dolar AS Turun Tajam

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Winda Destiana Putri
Dolar AS
Foto: Republika/Prayogi
Dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Dolar Amerika  Serikat (AS) menurun tajam dari beberapa mata uang. Hal ini ditekan oleh meningkatnya kekhawatiran gejolak politik yang ditimbulkan setelah Presiden Donald Trump meminta mantan Direktur FBI James Comey mengakhiri penyelidikan terhadap Michael Flynn.

Menurut laporan dari The New York Times, pada Selasa (16/5) waktu setempat, Trump telah meminta Comey untuk menghentikan penyelidikan terhadap mantan Penasihat Keamanan Nasional saat kunjungan ke Oval Office pada Februari lalu. “Saya harap Anda bisa melihat jalan Anda dengan jelas untuk membiarkan ini berlanjut, membiarkaan Flynn pergi,” kata Trump kepada Comey dalam pertemuan tersebut, seperti dikutip The Guardian, Rabu (17/5). “Dia orang baik, saya harap Anda bisa membiarkan ini terjadi.”

Laporan tersebut memicu spekulasi bahwa Trump telah menahan tuntutan keadilan. Kemudian bisa melemahkan kepercayaan pada kekuasaan Trump untuk menerapkan beberapa langkah stimulus agresif yang telah diperjuangkannya.

Sementara itu prospek pemotongan pajak dan peraturan penurunan telah menopang saham dan dolar sejak akhir tahun laku. Pada hari Rabu pagi waktu setempat di London, dolar berada sekitar 0,7 persen lebih rendah terhadap Yen Jepang. “Pasar telah bergeser dari ‘euforia USD’ yang merupakan tema utama, segera setelah kemenangan Trump terhadap penilaian yang lebih sederhana mengenai kemampuan efektif dari pemerintah AS untuk menerapkan agenda kebijakan dan tujuannya,” kata ahli strategi di UniCredit dalam sebuah catatan. Indeks dolar terhadap enam mata uang utama mendekati level terendah sejak November lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement