REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pada 2016, sebuah percakapan antara anggota Parlemen Amerika Serikat (AS) mengenai Presiden Donald Trump beredar. Saat itu, ia dikatakan Trump menerima bayaran dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
Laporan percakapan itu pertama kali didapatkan oleh Washington Post. Anggota Kongres AS dari Partai Republik yang disebut mengatakan tentang hal tersebut adalah Kevin McCarthy.
Ia saat itu mengatakan bahwa Trump mungkin berada dalam daftar orang-orang yang menerima bayaran dari Putin. Selain McCarthy, Paul Ryan juga membicarakan hal yang sama.
Ryan disebut tertawa saat merespon isu Trump menerima bayaran dari Putin. Ia juga mengatakan hal itu mungkin benar adanya dan bukan didapat dari sebuah bocoran informasi yang mungkin tak akurat.
Beredarnya laporan percakapan antara anggota Kongres dari Partai Republik mengundang sejumlah pertanyaan. Namun banyak para politikus mengkonfirmasi bahwa hal itu hanyalah sebuah lelucon.
"Apa yang dibicarakan oleh Ryan dan sesama anggota kongres adalah sebuah humor yang tentu tidak dapat dipercaya karena tidak mungkin mereka serius mengatakan Trump dibayar oleh Rusia," ujar juru bicara Ryan, Bendan Buck kepada Guardian, Rabu (17/5).
Buck menuturkan, selama ini Ryan telah berulang kali menentang kemungkinan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016 lalu. Hingga saat ini, Kongres terus menyelidiki dugaan yang dinilai membuat Trump dapat terlibat dalam skandal.
Sementara itu, McCarthy menanggapi laporan percakapan yang ia lakukan bersama Ryan melalui jejaring sosial Twitter. Ia menilai, upaya menyebarkan lelucon agar terlihat sebagai sesuatu yang serius hanya untuk membuat situasi politik AS menjadi kacau.
"Ini adalah usaha membuat lelucon yang salah. Tidak mengherankan jika Washington Post terus mencoba mengacaukan humor itu dan membuatnya sebagai berita baru," jelas McCarthy.
Selain Trump, dalam percakapan kedua anggota kongres itu terdengar nama Rohrabacher. Ia juga merupakan anggota kongres yang disebut menerima bayaran dari Putin berdasarkan kata-kata dari McCarthy.
Rohrabacher selama ini dikenal sebagai salah satu anggota kongres AS yang mendukung rezim Putin. Ia bahkan digambarkan sebagai sosok Amerika yang sangat disukai oleh Presiden Rusia tersebut.
Ia memberikan komentar terkait beredarnya percakapan Ryan dan McCarthy. Menurutnya, hal itu hanyalah sebuah lelucon biasa yang tidak sama sekali memiliki maksud apapun.
"Saya yakin mereka, khususnya Kevin tidak bermaksud jahat sama sekali, ini hanya kesalahan dalam menyampaikan sebuah humor," kata Rohrabacher.