Sabtu 20 May 2017 19:37 WIB

Jokowi dan Najib Turut Hadiri Pembicaraan Antiterorisme di Arab Saudi

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Presiden Indonesia  Joko Widodo  atau  Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak akan menghadiri pertemuan yang akan membahas antiterorisme di Riyadh, Arab Saudi. Dalam forum yang akan dihadiri oleh pemimpin negara mayoritas Muslim tersebut juga dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Lebih dari 50 pemimpin negara mayoritas Muslim dan ahli keamanan akan berkumpul dalam forum yang dinamakan Forum Riyadh untuk Menanggulangi Ekstremisme dan Memberantas Terorisme pada Ahad (21/5) waktu setempat. Forum tersebut juga didukung oleh 34 anggota Aliansi Militer Islam untuk memerangi terorisme.  Dalam forum tersebut akan hadir pula Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dan Sultan Brunei Hasanal Bolkiah.

Dalam kunjungan ke luar negeri perdana Trump di Riyadh ini, Trump juga menandatangani perjanjian investasi sebesar 10 miliar dolar AS untuk memasok senjata ke Arab Saudi, menurut The Financial Times, yang dikutip Asian Correspondent, Sabtu (20/5). Dengan perjanjian tersebut, Trump berharap dapat membentuk NATO Arab untuk memerangi Iran. Trump juga akan menyampaikan pidato tentang bagaimana memerangi Islam radikal.

Sementara pada Selasa lalu, Duta Besar Arab Saudi untuk  Indonesia Osama  bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi menngatakan bahwa dalam pertemuan tersebut akan menunjukkan kepada Trump bahwa semua negara Islam tidak ada hubungannya dengan ISIS. “Mereka tidak merepresentasikan Islam. Kami berjuang memerangi orang-orang ini dan mereka menipu orang-orang kami, pemuda kami, untuk berperang bersama mereka,” katanya. 

Para delegasi tersebut juga akan membahas terorisme masa depan, yang mengembangkan ekstremisme melalui media sosial dan hubungannya antara terorisme dengan korupsi. “Kita harus menghentikan tindakan barbar di Suriah dan Irak,” kata Najib. “Kita harus menunjukkan bahwa kita siap memerangi terorisme dengan cepat  dan tegas di mana pun dan kapan pun terorisme itu  ada. Kita tidak boleh menyerah.”

“Kita  tahu Presiden Donald Trump berkomitmen untuk memberantas ISIS. Di bawah kepemimpinan saya, Malaysia juga akan melakukannya, demikian pula dengan semua negara Muslim yang hadir dalam pertemuan ini,” ujar Najib melanjutkan.

Komentar pemimpin Indonesia dan Malaysia tentang Trump berbeda dengan citra Trump di kawasan Asia Tenggara. Di mana retorika Trump tentang Islam membangkitkan kemarahan di antara banyak negara mayoritas Muslim di sana. Selain itu, dugaan dukungan Trump diam-diam terhadap kampanye Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam memerangi obat-obatan terlarang juga merusak citra Amerika Serikat di Asia Tenggara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement