REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim Kota Yerusalem akan selalu menjadi ibukota Israel. Pernyataan itu diutarakannya menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Israel pada Senin (22/5).
"Malam ini, saya katakan kepada seluruh dunia dengan jelas, Yerusalem akan selalu menjadi ibukota Israel. Bukit Bait Suci dan Tembok Barat akan selalu berada di bawah kedaulatan Israel," ujar Netanyahu, dalam acara peringatan 50 tahun penaklukan Israel di Yerusalem timur dalam Perang Enam Hari, dikutip Arab News.
Tembok Barat adalah sisa terakhir dari dinding kuil Yahudi kedua, yang dibangun oleh Raja Herodes dan dihancurkan oleh bangsa Romawi pada tahun 70 Masehi. Situs suci tempat warga Yahudi biasa berdoa ini berada di Kota Tua Yerusalem timur, yang diduduki Israel pada 1967. Situs itu terletak di bawah kompleks masjid Al-Aqsa, situs suci Islam, yang disebut oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount.
Trump diperkirakan akan menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Tembok Barat. Persiapan kunjungan Trump mendapatkan kritik dari sayap kanan Israel setelah pejabat AS menolak untuk mengakui Tembok Barat adalah bagian dari Israel.
Status hukum dan status diplomatik Yerusalem adalah salah satu poin kunci dalam konflik Timur Tengah. Israel menganggap seluruh Kota Yerusalem sebagai ibukota negara itu, namun Palestina juga menginginkan Yerusalem timur sebagai ibu kota mereka di masa depan.