REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman bin Abdulaziz dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Ahad (21/5), meresmikan berdirinya Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis (EATEDAL) di Riyadh, Arab Saudi. Hal tersebut dilakukan bersama para pemimpin dan perwakilan dari 55 negara Arab dan Islam yang berpartisipasi dalam KTT Arab-Islam-Amerika.
Dalam pidato pembukaan EATEDAL, Raja Salman mengatakan bahwa terorisme adalah produk dari terorisme itu sendiri. Dan keputusan untuk mendirikan EATEDAL bertolak dari kebutuhan untuk menghadapi dan memeranginya.
“Pusat ini akan membantu memperkuat keluarga dan masyarakat serta melindungi mereka dari godaan untuk bergabung dalam terorisme. Ini akan berlangsung dan bekerja sama dengan negara-negara pencinta perdamaian dan organisasi internasional,” tutur Raja Salman, seperti dilaporkan laman Asharq- Al-Awsat, Senin (22/5).
Dalam kesempatan tersebut, Raja Salman kembali mengutarakan tekadnya untuk memerangi dan menumpas ISIS. “Sebagai bagian dari perang melawan terorisme, kami menekankan tekad untuk menghancurkan ISIS dan kelompok teroris lainnya, terlepas dari agama, sekte, atau ideologi mereka,” ucapnya.
Salah satu upaya yang ditempuh terkait hal tersebut, kata Raja Salman, adalah membentuk Koalisi Militer Islam. “Ini yang mendorong kami membentuk Koalisi Militer Islam untuk Memerangi Terorisme, sebuah langkah perintis untuk melawan tindakan teror,” ujarnya.
Trump yang hadir dalam acara peresmian, mengapresiasi hadirnya EATEDAL. Ia menilai, pembentukan EATEDAL sebagai langkah penting dalam konfrontasi melawan terorisme dan kelompok teroris di seluruh dunia.
Trump juga mencatat bahwa lebih dari 90 persen serangan teror berasal dari dunia Islam. “Jadi ada tanggung jawab dari negara-negara Islam untuk mengusir dan menghindari ekstremis agar mereka dapat hidup dalam damai,” ucapnya. Nantinya, EATEDAL akan memerangi terorisme di tingkat ideologis, media, dan digital. Pada tingkat ideologis, EATEDAL akan berusaha untuk menyebarkan moderasi atau nilai-nilai moderat.