Selasa 23 May 2017 00:47 WIB

Ibu Negara Yunani Terpikat Sate Ayam

Sate Ayam
Sate Ayam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kedutaan Indonesia di Athena menampilkan kuliner khas Indonesia berupa sate ayam dan tari tradisional Tari Merak pada ajang the 5th International Food Festival (IFF) berhasil memikat ibu negara Yunani dan pengunjung LAASA IFF 2017 di Athena.

Festival kuliner Internasional dilaksanakan oleh organisasi Ladies Ambassador and Ambassador's Spouse in Athens (LAASA) diikuti 35 perwakilan diplomatik dan dihadiri oleh ibu negara Yunani, Vlasia Pavlopoulou, demikian Counsellor KBRI Athena Indonesia, John Admiral, Senin (23/5).

Dikatakannya dalam IFF Indonesia mempromosikan sate ayam Madura, lumpia dan es cendol serta Tari Merak yang diminati oleh pengunjung terutama sate ayam karena hampir sama dengan makanan khas Yunani, Souvlaki.

Agar pengunjung dapat membuat sate ayam, pengurus DWP KBRI Athena memberikan selebaran resep sate ayam Madura dan menjelaskan proses pembuatannya kepada para pengunjung saung Indonesia. Penampilan Tari Merak yang dibawakan penari gadis Yunani menyedot perhatian pengunjung.

Banyak pengunjung bertanya bagaimana warga negara Yunani dapat menari tari tradisional Indonesia dengan baik. Mereka terpukau dengan kostum tari merak yang menarik dan gerakannya yang indah diiringi musik yang ceria, ujar John Admiral.

Dalam kesempatan itu disampaikan bahwa penari adalah alumni program beasiswa seni budaya pemerintah RI dan peserta program kelas tari KBRI. Banyak pengunjung menyampaikan minatnya untuk belajar seni tari Indonesia dan mengikuti program kelas tari KBRI.

Setelah acara pembukaan IFF, ibu negara berkeliling mengunjungi beberapa saung. Saat berkunjung ke stand Indonesia, ibu negara menyampaikan apresiasi atas partisipasi KBRI setiap tahun dalam IFF juga kekagumannya atas kostum dan gerakan indah Tari Merak serta aroma makanan Indonesia.

Partisipasi Indonesia dalam IFF selain mempromosikan kuliner dan budaya Indonesia menunjukan kepedulian sosial KBRI kepada masyarakat setempat yang membutuhkan bantuan, demikian John Admiral.

LAASA didirikan 2012 beranggotakan 40 perwakilan diplomatik setiap tahunnya menyelenggarakan kegiatan charity bazaar/festival yang seluruh hasil pendapatannya disumbangkan untuk organisasi non pemerintah yang memerlukan bantuan.

Pada tahun ini, seluruh hasil penjualan kuliner diserahkan ke panitia LAASA untuk disampaikan ke organisasi PNOE membantu anak-anak dan keluarga yang anaknya membutuhkan biaya perawatan intensif dan bertujuan mendirikan "intensive care" unit di rumah sakit universitas di Yunani.

Dengan rangkaian program promosi kuliner dan budaya yang dilaksanakan KBRI, cita rasa masakan dan seni budaya Indonesia dapat lebih dikenal serta menarik minat masyarakat Yunani dan internasional diharapkan hal ini dapat mendukung promosi pariwisata Indonesia, demikian John Admiral.(ZG)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement