REPUBLIKA.CO.ID, BETLEHEM -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengutuk insiden teror bom yang terjadi di Manchester Arena, Manchester, Inggris, Senin (22/5). Kejadian tersebut, menurutnya, menegaskan kembai terorisme sudah sepatutnya dibasmi guna melindungi masyarakat tak berdosa.
Pernyataan Trump tersebut diungkapkan ketika bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Betlehem, Tepi Barat, Selasa (23/5). "Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada orang-orang yang terluka dan terbunuh dalam serangan teroris ini, juga untuk keluarga korban," ucap Trump seperti dilaporkan laman The Guardian.
Ia menegaskan, AS akan senantiasa bersama Inggris menghadapi insiden tragis tersebut. "Kami berdiri dalam solidaritas mutlak dengan rakyat Inggris. Begitu banyak pemuda yang cantik, orang-orang tak berdosa yang menikmati hidup mereka, dibunuh oleh pecundang yang jahat dalam hidup," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Trump enggan menyebut pelaku bom Manchester Arena sebagai monster. "Karena mereka menginginkan istilah itu (monster). Mereka akan menganggap itu nama yang bagus," ujar Trump.
Pelaku dan otak pemboman, menurut Trump, lebih baik dipanggil pecundang. "Mereka adalah pecundang. Dan kita akan memiliki lebih banyak dari mereka. Tapi mereka pecundang, ingat itu," katanya.
Ia menilai insiden teror, baik yang terjadi di Inggris maupun negara-negara lainnya, tidak dapat ditoleransi. Serangan teror kerap menyebabkan pertumpahan darah dari orang-orang tak berdosa serta anak-anak. "Teroris, ekstremis, dan mereka yang memberi mereka bantuan dan kenyamanan harus diusir dari masyarakat kita selamanya," ujar Trump.
Menurutnya, ideologi jahat sudah sepatutnya dilenyapkan dan ditumpas hingga betul-betul habis. "Semua negara beradab harus bergabung bersama untuk melindungi kehidupan manusia dan hak suci warga negara kita untuk hidup dalam keselamatan dan kedamaian," tuturnya.
Baca juga, 19 Tewas Akibat Ledakan Usai Konser Ariana Grande di Manchester.