REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Ariana Grande mengumumkan akan menggelar konser aman di Manchester, Inggris untuk keluarga dan korban serangan bom yang terjadi pada Senin (22/5), lalu. Dilansir ABC News pada Jumat (26/5), Grande menulis pernyataan, dirinya tak pernah berhenti memikirkan penggemarnya setelah insiden pemboman di konsernya.
Grande berencana kembali ke kotanya untuk menghabiskan waktu dengan Arianator-sebutan penggemar- di Manchester. "Sejak kami memulai tur Dangerous Woman bersama, saya mengatakan pertunjukan ini lebih dari segalanya, dimaksudkan sebagai tempat yang aman bagi penggemar saya. Tempat bagi mereka untuk melarikan diri, merayakan, menyembuhkan, merasakan aman, dan menjadi diri sendiri," tulisnya.
"Ini tidak akan mengubah peristiwa itu. Ketika anda melihat penonton di acaraku, kerumunan yang indah, beragam, murni, bahagia. Ribuan orang berbeda, semua ada karena alasan yang sama, musik. Musik adalah sesuatu yang setiap orang di bumi dapat berbagi. Musik berarti untuk menyembuhkan kita, untuk membawa kita bersama, untuk membuat kita bahagia. Jadi itulah yang akan terus saya lakukan untuk kita," lanjutnya.
Pada Senin (22/5), malam waktu setempat, seorang bernama Salman Abedi (22 tahun) melakukan bom bunuh diri saat konser Ariana Grande berakhir. Setidaknya 23 orang tewas, sementar 100 lainnya mengalami luka-luka.
Sehari setelah pemboman, Grande kembali ke Amerika Serikat dan mengumumkan menunda turnya sampai awal bulan depan. Ia mengucapkan terima kasih pada rekan sesama musisi yang memberi dukungan padanya. Ia juga mendoakan para keluarga dan korban atas tragedi itu.
"Cara kalian menangani semua ini lebih inspiratif dan membuat saya lebih bangga daripada yang pernah kalian ketahui," tulisnya.
"Kasih sayang, kebaikan, cinta, kekuatan dan kesatuan yang telah kalian tunjukkan satu sama lain minggu terakhir ini adalah kebalikan dari niat keji yang harus dilakukan untuk melakukan sesuatu yang jahat, seperti apa yang terjadi pada hari Senin. Kalian adalah lawannya."