REPUBLIKA.CO.ID,KOLOMBO - Banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat di Sri Lanka telah menyebabkan sedikitnya 28 orang tewas dan 66 lainnya hilang. Disaster Management Center (DMC) Sri Lanka mengatakan, bencana itu terjadi pada Kamis (25/5) malam hingga Jumat (26/5) pagi di bagian tengah, selatan, dan barat negara tersebut.
Sebanyak 11 jenazah berhasil ditemukan di reruntuhan tanah longsor di Bulathsinhala, 65 km tenggara dari ibukota Kolombo. "Lebih dari 20 kematian dan 66 orang hilang telah dilaporkan," kata DMC, dalam sebuah pernyataan, dikutip Aljazirah.
Hujan lebat juga membanjiri beberapa bagian di distrik Galle dan distrik Matara selatan, yang merupakan tujuan wisata populer di Sri Lanka. Lumpur di distrik Kalutara, selatan Kolombo, juga mengubur rumah dan pertokoan.
Hujan yang terjadi di jalan-jalan utama di sejumlah kawasan, menyebabkan gangguan layanan transportasi dan menghambat operasi penyelamatan yang dilakukan kapal laut. Angkatan laut Sri Lanka mengerahkan lebih dari 100 tentara dan 20 kapal untuk menyelamatkan dan membantu mereka yang terkena dampak.
Pihak berwenang memperingatkan penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah dan dekat dengan sungai besar, untuk segera mengikuti proses evakuasi di tengah kekhawatiran kenaikan volume air. Hujan lebat dan banjir juga memaksa sejumlah sekolah di Provinsi Sabaragamuwa, untuk meliburkan siswanya.
Tanah longsor sering terjadi selama musim hujan di Sri Lanka. Sebagian besar negara itu telah mengalami deforestasi besar untuk perkebunan tanaman ekspor seperti teh dan karet.