REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pelaku bom Manchester disebut pernah berencana melakukan serangan kepada utusan PBB di Libia. Juru bicara Libyan Special Deterrence Force Ahmed bin Salem mengatakan bahwa Hashim Abedi, adik laki-laki Salman Abedi, pelaku bom Manchester Arena, Inggris, pada Senin (22/5) lalu, terbukti terlibat jaringan ISIS. Hashim disebut pernah merencanakan penyerangan terhadap utusan PBB untuk Libya.
"Kami memiliki bukti bahwa dia (Hashim) terlibat dalam Daesh (ISIS) bersama saudaranya (Salman)," ungkap Ahmed seperti dilaporkan laman The Independent, Ahad (28/5).
Hashim diduga kuat merupakan aktor penting dalam sebuah rencana penyerangan yang menargetkan Martin Kobler, seorang kepala Misi Dukungan PBB di Libya. Hashim bersama kelompoknya diketahui berada dalam tahap akhir dalam membangun sebuah alat peledak guna mengebom konvoi nasional Jerman di Tripoli. Namun rencana penyerangan tersebut bocor sebelum dilaksanakan.
Hashim ditangkap oleh otoritas berwenang Libya bersama ayahnya, Ramadan, setelah kakak laki-lakinya Salman Abedi meledakkan diri di Manchester Arena. Serangan bom tersebut menyebabkan 22 orang tewas dan 59 lainnya luka-luka.
Menurut Ahmed, Hashim telah mengetahui apa yang akan dilakukan oleh kakak laki-lakinya itu di Inggris. "Kami tidak begitu yakin dengan hal ini, namun ketika kami menangkap dan bertanya kepadanya (Hashim), ia mengatakan bahwa dia memiliki ideologi dengan kakaknya. Ia mengatakan tahu segalanya tentang kakaknya dan apa yang dia lakukan di Manchester," ucapnya menerangkan.
Hashim, kata Ahmed, juga mengatakan bahwa kakaknya Salman memiliki kemampuan untuk merakit bom dan bahan peledak. Kemampuan tersebut didapatkannya melalui tutorial yang tersebar di internet.
Telegraph, dengan bantuan situs investigasi Bellingcat, mengatakan menemukan akun Facebook Hasim yang telah dinonaktifkan. Dalam Facebooknya, Hashim menganggap pendiri Alkaidah, Osama bin Laden sebagai pahlawan. Dia juga memiliki ketertarikan terhadap gambar serangan pesawat ke World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat pada 2001 silam.
Hingga saat ini, kepolisian Manchester telah menahan 11 orang yang dicurigai terlibat serangan teror sejak insiden bom bunuh diri di Manchester Arena.