REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Tentara Irak berharap dapat mengepung kantong-kantong ISIS terakhir di luar Kota Tua Mosul dalam waktu 72 jam. Pertempuran terus berlanjut untuk mendesak kelompok bersenjata keluar dari kantong pertahanannya yang tersisa di Irak.
Pasukan keamanan dan sekutunya pada Sabtu lalu menggelar operasi yang dimulai tujuh bulan lalu. Mereka meluncurkan serangan dari tiga front untuk menutup posisi ISIS di lingkungan Shifa, Zinjili dan Saha.
Kepala operasi Irak mengatakan, pasukannya mendorong milisi ISIS kembali meski menghadapi perlawanan yang kuat. "Pertempuran berlangsung sengit, namun pasukan kami berhasil membunuh sejumlah milisi ISIS, termasuk empat penyerang bunuh diri, kata Mayor Jenderal Maan al-Saadi seperti dilansir Aljazirah, Ahad (28/5).
"Pertarungan dan kemajuan terus berlanjut. Diperkirakan dalam 72 jam kita bisa mengendalikan sepenuhnya lingkungan ini. Bisa dikatakan kita telah mengepung seluruh Kota Tua Mosul," katanya.
Sedikitnya, 15 tentara Irak tewas pada hari pertama serangan tersebut. ISIS mengerahkan penembak jitu, pelaku bom mobil bunuh diri, dan penyerang bunuh diri dengan berjalan kaki. Lebih dari 30 milisi ISIS juga terbunuh dalam pertempuran hebat.
Dua perwira militer Irak menggambarkan kemajuan pertempuran di Kota Tua Mosul itu hati-hati dan bentrokan pada Ahad terjadi secara sporadis. Tiga wilayah yang menjadi sasaran serangan terbaru, yang berada di utara Kota Tua merupakan daerah terakhir yang memisahkan pasukan Irak dari benteng terakhir ISIS.
Tiga wilayah tersebut memiliki jalan-jalan sempit dan bangunan dengan jarak dekat. Ini merupakan tantangan signifikan bagi pasukan Irak yang berusaha menggulingkan ISIS. Para analis militer dan politik memperkirakan dibutuhkan beberapa hari bagi pasukan Irak untuk menguasai wilayah tersebut, sebelum melakukan desakan terakhir mereka ke Kota Tua.
Baca: AS Gunakan Taktik Pemusnahan untuk ISIS