REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Banjir dan tanah longsor telah menewaskan setidaknya 165 orang di Sri Lanka. Pada hari ini, Senin (29/5), hujan diperkirakan semakin deras. Sehingga, tim penyelamat harus segera mengevakuasi orang-orang yang masih berada di daerah yang rentan.
Pusat Penanggulangan Bencana yang dikelola negara menyebutkan banjir itu merupakan bencana alam terburuk akibat hujan deras membasahi negara kepulauan tersebut sejak tahun 2003. Saat ini sudah lebih dari 100 ribu penduduk berlindung 339 kamp bantuan yang ddidirikan di bagian selatan dan barat.
Helikopter mencari korban selamat yang mungkin terdampar setelah hujan lebat yang terjadi selama akhir pekan kemarin. Lebih dari setengah juta orang diperkirakan telantar akibat kedua bencana tersebut. Selain itu perahu tentara juga menjelajahi jalan-jalan yang terendam air. Sedangkan korban banjir yang masih sehat mengarungi perairan payau dengan menggunakan truk tentara yang membawa persediaan bantuan.
Menurut informasi dari pejabat setempat, yang dikutip ITV, Senin (29/5), setidaknya masih ada 104 orang yang belum ditemukan. Bantuan juga datang dari negara tetangga. Sebuah kapal angkatan laut India tiba di Kolombo pada Sabtu lalu yang membawa tim medis dan persediaan untuk para korban.